IBI Jabar Ajak Bidan Perangi Gizi Buruk Melalui Edukasi Pangan Rendah Gula, Garam, Lemak

Lebih lanjut Laila menjelaskan, penyuka makanan minuman manis khususnya kental manis itu cenderung dapat terkena diabetes. Risiko dari konsumsi susu kental manis terhadap diabetes yaitu terlihat dari tingginya kadar gula pada diabetes.

“apalagi bila ditambah dengan mengkonsumsi makanan lain yang kurang baik kemudian pola hidup anak yang sekarang kita tahu ya anak lebih sering bermain gadget kemudian yang kurang aktivitas fisik itu biasanya menambah risiko terjadinya diabetes pada anak,” jelas Laila.

BACA JUGA: Atasi Stunting di Bogor, Dedie Rachim Tegaskan Perlu Adanya Pengembangan Inovasi

Dalam kesempatan yang sama, Ketua IBI Provinsi Jawa Barat, Eva Riantini mengatakan untuk meningkatkan kualitas generasi masa depan, harus dilakukan secara bersama-sama oleh berbagai pihak dengan mengubah pemikiran masyarakat yang saat ini masih menganggap bahwa kental manis merupakan susu.

“Masyarakat perlu mengetahui bahwa kental manis bukan merupakan susu. Seluruh stakeholders dan pihak-pihak terkait perlu meyakinkan masyarakat bahwa hal tersebut tidak baik untuk anak-anak, terlebih untuk jangka panjang, generasi masa depan,” ujar Eva.

Sebagai salah satu organisasi yang peduli akan kesejahteraan masyarakat, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia berkolaborasi dengan Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Jawa Barat melalui program “Bidan Sahabat Ibu dan Anak.” Program ini bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada anggota IBI cabang provinsi Jawa Barat, guna meningkatkan literasi gizi dan memberikan dukungan bagi para ibu dan anak.

Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat mengatakan, YAICI bersama para mitra telah melakukan sosialisasi, penelitian dan pencarian fakta lapangan terkait gizi balita dan kebiasaan konsumsi masyarakat.

“Dari berbagai persoalan yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa alasan ekonomi, minim edukasi dan kebiasaan telah menggiring masyarakat memilih alternatif pangan yang murah, mudah dan instan untuk anak, yang terlihat dari benang merah temuan di berbagai daerah: kebiasaan konsumsi kental manis oleh balita,” ujar Arif.

Dengan semakin meningkatnya peran bidan dalam masyarakat, terutama dalam upaya pencegahan stunting dan obesitas pada anak, diharapkan Indonesia dapat mencapai tujuan mulia Indonesia Emas 2045 dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Edukasi dan kolaborasi antara organisasi dan pemerintah akan menjadi kunci penting dalam mencapai cita-cita tersebut. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan