Falsafah Hidup Gusjiang, Wapres: Jadikan Inspirasi Bagi Generasi Muda!

JABAR EKSPRES – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengajak masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, untuk mengambil contoh dari falsafah hidup yang diajarkan oleh Sunan Kudus, yang disebut “Gusjigang“. Falsafah ini mencakup tiga hal penting: memiliki perilaku yang baik, rajin dalam belajar agama, dan mampu berdagang.

“Saya menilai falsafah ini terus relevan untuk menginspirasi hidup kita, terutama generasi muda. Saya berharap generasi muda Muslim Indonesia menjadi generasi yang Gusjigang,” kata Wapres dalam sambutannya secara daring pada Acara Halaqah Internasional II Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus 1445 Hijriah, di Jakarta, seperti dikutip JabarEkspres.com dari Antara News pada Sabtu, 22 Juni 2023.

Baca juga: Lantik 576 Kepala Sekolah, Plt Bupati Bogor Berharap Lebih Adaptif dan Inovatif!

Menurut Wapres, falsafah Gusjigang tetap relevan dan dapat menginspirasi kehidupan kita, khususnya generasi muda Muslim di Indonesia. Generasi Gusjigang adalah generasi yang mendalami ilmu agama, mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, memiliki akhlak mulia, serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan kewirausahaan.

“Saya sendiri membuat istilah ‘Gus Iwan’ yang artinya santri bagus, pintar ngaji, dan usahawan,” ujarnya.

Wapres menyampaikan hal ini dalam acara Halaqah Internasional II Buka Luwur Kangjeng Sunan Kudus 1445 Hijriah, di Jakarta. Acara tersebut mengangkat tema “Memakmurkan Peradaban Wali Songo dengan Sentuhan Dunia Halal Indonesia.” Wapres berpendapat bahwa generasi Gusjigang berperan penting dalam mewujudkan cita-cita besar Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia pada tahun 2024.

“Kita mampu mewujudkan segala cita-cita dengan kerja sama dan ta’awun (kebersamaan). Seluruh aktor ekonomi syariah di negara kita mesti memainkan peran dengan baik sehingga Indonesia akan menjadi pemain utama ekonomi-keuangan syariah di tingkat global,” lanjutnya.

Wapres menekankan pentingnya kerja sama dan ta’awun (kebersamaan) dalam mencapai cita-cita tersebut. Pemerintah juga telah membentuk Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) serta Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) sebagai langkah dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

“Saya perlu menekankan kembali bahwa ekonomi dan keuangan syariah tidaklah eksklusif milik umat Islam. Bisnis ini dapat menguntungkan siapa saja, terlepas dari agama dan kepercayaan yang dianut. Sifat inklusif ini yang menjadikan ekonomi syariah berkembang pula di negara-negara non-Muslim,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan