Apa Itu Angin Monsun Australia? Jadi Pengaruh Suhu Dingin di Bandung

JABAR EKSPRESAngin Monsun Australia diketahui menjadi pengaruh suhu dingin di Bandung yang terjadi belakangan ini.

BMKG Kota Bandung mencatat suhu selama 5 hari terakhir yaitu pada 14 hingga 19 Juli 2023 mencapai 17 derajat celsius.

Salah satu penyebabnya adalah karena adanya musim dingin di wilayah Australia.

Sehingga kemudian ada pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia hingga menyebabkan pergeseran masa udara dingin menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah ‘Angin Monsum Australia’.

Lantas apa itu Angin Monsun Australia? Berikut penjelasannya.

BACA JUGA: BMKG Kota Bandung: Suhu Dingin Berlangsung Sampai Agustus 2023

Pengaruh Angin Monsun Australia Terhadap Suhu Dingin

Melansir dari situs BMKG, angin monsun atau disebut juga angin musim merupakan angin yang bertiup dalam skala regional (skala benua) yang berubah arah azimut minimal 120 derajat.

Angin monsun juga terjadi secara periodik (6 bulan sekali). Ada dua tipe angin monsun di Indonesia yaitu monsun timuran dan monsun baratan.

Angin monsun timuran menjadi indikator musim kemarau bagi wilayah Indonesia. Sementara angin monsun baratan menjadi indikator musim hujan.

Dikutip JabarEkspres.com dari situs Pemkot Kota Bandung, Teguh Rahayu selaku BMKG Kota Bandung menjelaskan bahwa penyebab lain mengapa suhu udara menjadi dingin saat puncak musim kemarau adalah karena adanya musim dingin di wilayah Australia.

Angin Monsun Australia membawa suhu dingin yang berada di daerah Australia ke wilayah di Indonesia yang berada di belahan bumi selatan.

Kemudian melansir laman Universitas Gadjah Mada, diketahui Angin monsun Australia memiliki karakteristik membawa sedikit uap air sehingga menjadikan potensi terjadinya pembentukan awan yang relatif kecil.

Atmosfer dengan tutupan awan yang sedikit tersebut menjadikan udara lebih dingin terutama ketika malam hari.

BACA JUGA: Mengapa Suhu di Bandung Sangat Dingin? Ini Kata BMKG

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan