Kemarau Ekstrem Panjang, Petani di Majalengka Berharap Segera Turun Hujan

Kemarau Ekstrem Panjang, Petani di Majalengka Berharap Segera Turun Hujan
Kemarau Ekstrem Panjang, Petani di Majalengka Berharap Segera Turun Hujan. (Foto: RadarMajalengka.com)
0 Komentar

JABAR EKSPRESPetani di Kabupaten Majalengka resah menghadapi musim tanam kedua tahun 2023.

Hingga pertengahan Juli, hujan belum kunjung datang, menimbulkan kekhawatiran bagi para petani.

Saat ini, beberapa wilayah pertanian di Majalengka telah memasuki musim tanam, dan kehadiran hujan sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertanian.

Baca Juga:Hujan Lebat di Korea Selatan, 7 Tewas, 3 Hilang, dan Ribuan DievakuasiAnies Baswedan Kritik Sistem Pendidikan Kemendikbud, Bahas Kesejahteraan Guru

Terutama bagi daerah-daerah yang bergantung pada curah hujan sebagai sumber irigasi utama.

Namun, baru-baru ini muncul permasalahan baru yang mengkhawatirkan, yaitu ancaman serangga pengganggu seperti burung dan belalang yang kerap merusak tanaman padi. Hal ini disebabkan oleh musim kemarau ekstrem.

“Alhamdulilah kalau masalah air irigasi masih aman, hanya saja hama belalang dan ulat pemakan daun serta burung kerap menjadi masalah jika musim kemarau seperti ini. Kemungkinan karena kurangnya makanan di habitat mereka sehingga menyeberang ke sini,” ujar Kusnadi, dikutip dari RadarMajalengka.com, Minggu, 15 Juli 2023.

Untuk memudahkan pola tanam selama musim kemarau, sebagian petani di Kecamatan Ligung telah memilih menggunakan mesin pompa air.

Hal ini membantu memudahkan proses tandur atau penanaman tanaman padi.

“Kalau tandur kan tanah harus gembur, sehingga kebutuhan air sangat tinggi, oleh karena itu untuk membantu proses tandur maka kami terpaksa harus memompa air dari sungai dengan mesin pompa diesel,” kata Kusnadi lebih lanjut.

Suhenda, sekretaris KTNA (Koperasi Tani Nusantara) Kabupaten Majalengka, mengungkapkan bahwa dengan adanya pertumbuhan pesat industri di Majalengka, luas lahan pertanian terus menyusut.

0 Komentar