JABAR EKSPRES – Belakangan ini, Generasi Z (Gen Z) kerap kali mendapat sorotan karena dianggap memiliki kondisi mental yang lemah. Generasi ini juga dikenal dengan mental ‘tempe’ atau manja karena cukup sensitif dengan perubahan emosi yang ada.
Gen Z merupakan mereka yang hadir dari tahun 1996 hingga 2012. Generasi ini hidup dengan kecanggihan teknologi sehingga menciptakan mental yang juga dipengaruhi oleh teknologi.
Apakah Gen Z Memiliki Mental yang Lemah?
Berdasarkan data yang dilansir dari HelloSehat, Gen Z merupakan generasi yang merasa memiliki masalah kesehatan mental paling terganggu jika dibandingkan dengan Gen X (1965-1980) dan Gen Milenial (1981-1996).
BACA JUGA: Macam-Macam Generasi Di Indonesia, Kamu Di Bagian Mana?
Ada sekitar 59,1 persen Gen Z yang memiliki kesehatan mental. Sementara, Gen Milenial hanya senilai 39,8 persen dan Gen X senilai 24,1 persen.
Akan tetapi, apakah dari data tersebut menunjukkan bahwa Gen Z memiliki mental yang lemah? Faktanya, setiap generasi memiliki risiko yang sama untuk mengalami kesehatan mental.
Hanya saja, Gen Z memiliki kelebihan dalam mencari informasi perihal kesehatan mental karena hidup di dunia yang telah canggih. Dengan informasi tersebut, membuat generasi ini menjadi melek perihal kesehatan mental yang mereka miliki.
Mungkin saja, generasi sebelumnya juga merasakan apa yang dirasakan oleh Gen Z ini. Namun, mereka belum mengetahui tentang istilah-istilah kesehatan mental seperti burnout, panic attack, anxiety, dan lain-lain.
BACA JUGA: Ingat! Tantangan Ekonomi Tiap Generasi itu Berbeda
Ditambah lagi dengan kondisi pandemi selama tiga tahun (2019-2022) yang juga berpengaruh banyak terhadap kondisi kesehatan mental, terutama kaum remaja.
Pasalnya, waktu remaja yang umumnya digunakan oleh banyak orang untuk mencoba hal baru, mengenal orang lebih banyak, dan memasuki tahap peralihan dari anak-anak ke remaja dan remaja ke dewasa dipaksa untuk menghabiskan banyak waktu mereka dengan berdiam diri di rumah.
Kondisi tersebut cukup mencekam karena interaksi sosial menjadi terbatas, banyaknya kabar duka, dan ketidakpastian akan segala sesuatu yang rentan membuat beragam masalah mental muncul di kalangan Gen Z.