Peningkatan jumlah hewan kurban ini, imbuh Dicky, bisa menjadi indikator mulai pulihnya perekonomian masyarakat. Di sisi lain juga dipengaruhi meningkatnya ketakwaan masyarakat untuk melaksanakan ibadah kurban.
“Hal ini sangat menggembirakan. Pulihnya perekonomian diiringi ketakwaan untuk melaksanakan ibadah kurban ini mempunyai dampak positif bagi lingkungan, yakni semakin banyaknya jumlah daging kurban yang bisa diberikan kepada sesama,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, kurban bukan hanya sebagai kesalehan individu, namun juga kesalehan sosial. Ibadah yang dinanti umat Islam setiap Idul Adha, mampu menyelesaikan beberapa masalah sosial yang terjadi. Untuk itu, semangat berkurban harus terus dilaksanakan umat Islam dalam keseharian mereka.
“Berkurban memiliki multiplayer effect atau efek berganda yang signifikan. Kurban memiliki tempat tersendiri bagi umat Islam, karena bukan sekadar wujud kesalehan dan ketakwaan terhadap Allah, namun memberi manfaat kepada banyak pihak,” urainya.
Menurutnya, pembagian daging kurban menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Dari sisi sosial kemasyarakatan, berkurban mampu meningkatkan membangun hubungan yang positif di tengah masyarakat. “Warga bisa memberi tanpa pamrih dan bisa menerima dengan ikhlas. Dengan itu akan terbangun kekuatan sosial yang luar biasa,” ungkapnya.
Sementara daging yang dibagikan dapat meningkatkan asupan gizi masyarakat, yang berguna mencegah stunting. “Idul Adha bisa menjadi momentum untuk pencegahan stunting. Terlebih lagi saat ini pemerintah sedang menggalakkan pencegahan stunting. Jika pembagian daging kurban merata kepada masyarakat angka stunting dapat ditekan,” tutur KH Chriswanto.
KH Chriswanto mengapresiasi kepada seluruh warga LDII, yang selalu antusias dalam setiap pelaksanaan ibadah kurban. Pasalnya, mereka mempersiapkanya jauh sebelum Idul Adha, yakni dengan menabung yang dikelola secara khusus di masing-masing majelis taklim.
“Karena kekuatan LDII itu pada konsolidasi berbasis majelis taklim yakni pengajian yang sifatnya rutin yang dilaksanakan 3-4 hari dalam seminggu. Acara itu juga dapat dimanfaatkan untuk mengisi tabungan kurban yang dikelola secara khusus. Ketika Idul Adha tiba warga LDII sudah siap untuk berkurban,” paparnya.