Bank Dunia Berencana Tambah Jumlah Bantuan ke Ukraina

JABAR EKSPRES- Bank Dunia berencana untuk meningkatkan jumlah bantuan yang diberikan kepada Ukraina untuk proyek-proyek perbaikan yang mendesak di sektor transportasi, energi, dan perumahan, demikian disampaikan oleh Direktur Operasional Bank Dunia, Anna Bjerde, menjelang Konferensi Pemulihan Ukraina di London pada hari Rabu.

Bank Dunia, yang berbasis di Washington, Amerika Serikat, telah memberikan lebih dari 21 miliar dolar AS (sekitar Rp315 triliun) kepada Ukraina, terutama dalam bentuk hibah, sejak dimulainya perang dengan Rusia pada bulan Februari tahun lalu. Bantuan ini sebagian besar digunakan untuk belanja pemerintah.

“Bantuan anggaran akan tetap berlanjut, namun saat ini akan dialihkan ke arah pemulihan negara,” ujar Bjerde.

Konferensi Pemulihan Ukraina yang akan diselenggarakan pada tanggal 21-22 Juni akan fokus pada upaya membangun dukungan internasional untuk pemulihan Ukraina pasca-perang, serta bagaimana sektor swasta dapat berpartisipasi dalam proyek rekonstruksi.

Bank Dunia telah berupaya mendukung sektor transportasi dan energi melalui mobilisasi dukungan pembiayaan. Saat ini, Bank Dunia juga memperluas bantuan untuk mendukung rumah tangga menjelang musim dingin dan membantu petani mendapatkan subsidi panen menghadapi kenaikan suku bunga global, kata Bjerde.

Ukraina merupakan salah satu produsen dan eksportir makanan global utama, terutama gandum, namun produksi tahun ini diperkirakan turun menjadi sekitar 45 juta ton dari 53 juta ton pada tahun 2022 akibat invasi Rusia.

“Perang akan berlanjut dalam jangka waktu yang lama, sehingga ekonomi membutuhkan pemulihan meskipun rekonstruksi besar-besaran belum dapat dilakukan,” kata Direktur Regional Bank Dunia, Arup Banerji.

Bank Dunia telah mengidentifikasi bahwa Ukraina membutuhkan setidaknya 800 juta dolar AS (sekitar Rp12 triliun) untuk memperbaiki infrastruktur perumahan penduduk.

Sementara itu, bantuan pembiayaan untuk mendukung pemulihan sektor-sektor tertentu akan terdiri dari campuran pinjaman dan hibah, tambah Banerji.

“Kami sedang menunggu keputusan yang akan dikonfirmasi dalam beberapa pekan mendatang,” tambahnya.

Pertemuan antara pemimpin politik dan bisnis di London bertujuan untuk mengatasi masalah pendanaan jangka pendek dan fokus pada upaya rekonstruksi jangka panjang untuk mendukung Ukraina.

Konferensi Pemulihan Ukraina, yang diadakan secara bersama oleh Ukraina dan Inggris, bertujuan untuk menghidupkan kembali diskusi tentang keterlibatan pemerintah dan sektor swasta.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan