Film Kutukan Peti Mati Segera Tayang, Ini Trailernya!

JABAR EKSPRES- Trailer film horor misteri “Kutukan Peti Mati” yang disajikan oleh Balai Pustaka dan diproduksi oleh Adroit Indonesia secara resmi dirilis hari ini, yaitu Selasa, dan akan ditayangkan secara eksklusif di kanal YouTube Cinema 21 mulai pukul 12.00 WIB.

Trailer yang berdurasi dua menit tersebut mengisahkan Bramanto (diperankan oleh Aliff Ali) yang menemukan sebuah buku catatan kuno di Pulau Onrust. Ketertarikannya terhadap buku tersebut berakhir dengan konsekuensi yang fatal. Trailer ini juga mengungkapkan misteri tentang peti mati yang ada di pulau tersebut.

Film “Kutukan Peti Mati” disutradarai oleh Irham Acho Bahtiar dan diadaptasi dari novel “Sarcophagus Onrust” yang mengisahkan tragedi sejarah yang pernah terjadi di Kepulauan Onrust.

Dalam pernyataan resminya pada hari Selasa, Acho mengungkapkan bahwa sebenarnya ia menghindari beberapa genre horor. Namun, ia tertarik untuk menggarap film “Kutukan Peti Mati” karena menurutnya film tersebut memiliki jalan cerita yang unik yang menggabungkan sejarah dengan fiksi.

“Menurut saya, hal seperti ini jarang diangkat di Indonesia. Saya suka dengan unsur fantasi dalam ceritanya dan kurangnya keberadaan hantu-hantu yang sudah terlalu umum. Di sini, ceritanya lebih fokus pada menjual misteri teka-teki dan memiliki hantu-hantu yang cukup unik yang jarang ditemui,” ujar Acho.

Film “Kutukan Peti Mati” menampilkan pemain muda seperti Yoriko Angeline, Aliff Ali, Christina Danilla, dan Eryck Amaral, serta para pemeran senior seperti Donny Damara, Dewi Rezer, Mathias Muchus, Egi Fedly, Ray Sahetapy, dan Wina Marino.

Bagi Acho, dapat menyutradarai para pemain muda dan senior secara langsung merupakan pengalaman yang menyenangkan. Ia juga mengakui bahwa tidak mengalami kesulitan saat mengarahkan mereka di lokasi syuting.

Namun, tantangan terbesar bagi Acho adalah saat mengarahkan pemeran figuran yang merupakan orang asing dengan jumlah yang cukup banyak.

“Mereka berjumlah puluhan hingga ratusan. Semua mereka dibawa ke Pulau Onrust dan diberikan pengarahan di sana. Karena Pulau Onrust cukup jauh, mereka harus menginap di sana, sehingga kami mendirikan tenda-tenda seperti tenda tentara. Semua orang menginap di tenda tersebut,” ungkap Acho.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan