Teuku Markam, Crazy Rich Indonesia yang Berakhir Nahas

JABAR EKSPRES- Teuku Nyak Markam atau lebih dikenal sebagai Teuku Markam adalah seorang pengusaha kaya rasa asal Aceh di era Presiden Soekarno.

Bahkan ia dijuluki sebagai crazy rich pertama di Indonesia. Namun sayangnya, ia memiliki nasib yang nahas. Begini kisahnya!

Teuku Markam adalah seorang keturunan Uleebalang (bangsawan) di Aceh, tapi ia hanya mengenyam pendidikannya sampai kelas 4 Sekolah Rakyat (SR).

Sejak kecil, ia hidup dengan kakaknya, Cut Nyak Putroe, karena ayah dan ibunya telah meninggal dunia. Ketika remaja, Teuku Markam mengikuti pendidikan wajib militer di Banda Aceh. Sejak saat itu, ia pun aktif di berbagai pertempuran.

Pada 1957, ia memutuskan keluar dari militer dan memulai karirnya sebagai pengusaha dengan mendirikan perusahaannya sendiri, PT Karkam, singkatan dari Kulit Aceh Raya Kapten Markam.

Pemerintah orde lama mempercayai perusahaan tersebut untuk mengelola senjata rampasan perang. Tidak  hanya itu, Teuku Markam juga menjalankan bisnis di sektor ekspor-impor.

Richard Robinson, dalam buku “Indonesia: The Rise Of Capital”, menyebutkan bahwa perusahaan Teuku menjadi satu-satunya perusahaan yang memiliki hak eksklusif pada masa konfrontasi (1960-1963).

Selain itu, perusahaan ini juga memegang proyek besar negara, yaitu impor dari Jepang, yaitu Nissan Jeep dan Semen Asano. PT Karkam diperkirakan memiliki aset hingga jutaan dolar AS. Kesuksesan bisnisnya ini membuat ia menjadi kaya raya.

Bahkan, ia menyumbangkan 28kg emas di puncak tugu Monas. Selain itu, ia juga ikut berperan pada suksesnya KTT Asia Afrika. la dikenal sebagai pengusaha sukses oleh banyak orang, termasuk Presiden Soekarno.

Namun, kedekatannya dengan Soekarno ternyata menjadi malapetaka bagi dirinya sendiri.

Saat pergantian kekuasaan ke Presiden Soeharto, Teuku Markam harus dipenjarakan karena berbagai tuduhan tanpa proses pengadilan. Salah satunya ia dituduh koruptor Soekarnoisme dan terlibat Partai Komunis Indonesia.

PT Karkam, perusahaan miliknya diambil alih oleh pemerintah Orde Baru, dan menjadi cikal bakal berdirinya PT Berdikari. Pada 1974, Teuku Markam pun bebas dari penjara. Namun, ia tetap nggak mendapatkan kembali perusahannya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan