Hadapi El Nino, BMKG Desak Pemkot Bandung Waspadai Kekeringan

BANDUNG – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mendesak Pemkot Bandung untuk mewaspadai kekeringan dan ketahanan pangan dalam menghadapi fenomena El nino. BMKG juga mengimbau masyarakat agar tak panik berlebihan, dalam menghadapi musim kemarau 2023.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, meski wilayah Jawa Barat mulai memasuki musim kemarau, namun suhu dari cuaca tak akan begitu panas.

Kendati demikian, terkait musim kemarau ini, BMKG Bandung tetap mendesak institusi pemerintahaan serta seluruh masyarakat, untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau.

“Oleh karena pada tahun ini musim kemarau diprediksi bersifat bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya,” kata Rahayu atau akrab disapa Ayu, kepada Jabar Ekspres melalui seluler, Rabu (24/5).

Diketahui, selain ancaman musim kemarau, wilayah Bandung Raya pun diprediksi BMKG Bandung akan menghadapi badai El Nino.

Berdasarkan pengamatan di wilayah Samudera Pasifik area Nino 3,4, BMKG Bandung serta beberapa badan meteorologi dunia memprediksi, potensi lebih dari 60 persen terjadi badai El Nino.

Sebagai informasi, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Pemanasan SML tersebut, meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

“Menyikapi adanya peluang El Nino di Semester II, tahun 2023, maka diperlukan beberapa langkah aksi dan antisipsi dini untuk mengurangi dampaknya,” ujar Ayu.

Dia menjelaskan, potensi kekeringan yang terjadi pada sebagian wilayah Indonesia, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi risiko bencana.

“Seperti kekeringan, kekurangan air bersih dan gagal panen yang  bisa memicu terganggunya ketahanan pangan,” jelas Ayu.

Selain itu, meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan pun perlu diantisipasi lebih dini.

“Terutama wilayah atau provinsi yang rentan dan sering terjadi kebakaran hutan dan lahan,” beber Ayu.

“Perlunya antisipasi terkait produksi pangan dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional,” tambahnya.

Oleh sebab itu, Ayu menyampaikan, pihaknya mengimbau kepada Pemerintah Daerah (Pemda) termasuk Provinsi Jawa Barat serta masyarakat untuk dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan