Tata Ulang Pendidikan Adab
Oleh: Asep Hilman
Mencoba memahami tema peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2023 “Bergerak Bersama Menyemarakkan Merdeka Belajar”, seyogianya menjadi refleksi untuk menoleh kembali liku perjalanan praktek pendidikan Indonesia, sembari kita melihat tantangan dan peluang praktek pendidikan masa depan.
Dari tema ini, ada satu hal yang sangat krusial dan mendasar untuk ditata ulang dalam ekosistem pendidikan nasional, yaitu pendidikan adab yang diangkat sebagai hasil dari proses evaluasi pendidikan yang telah dan sedang dilaksanakan, sekaligus sebagai langkah antisipasi mewujudkan konsep Merdeka Belajar.
Tata ulang ini, sederhananya dimaknai bahwa proses pendidikan adab adalah tanggungjawab bersama yang harus dilakukan bersama sama sebagai upaya kolaboratif dari seluruh elemen masyarakat pendidikan, termasuk pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat umum.
Sejalan dengan upaya di atas, OECD melalui PISA, merekomendasikan perlunya tata ulang proses peningkatan mutu SDM guru untuk meningkatkan kemampuan science, literasi dan numerasi para siswanya, bukan kepada kurikulum atau instrumen lainnya. Hal ini mengindikasikan adanya masalah besar dalam sosok sumber daya manusia pendidikan khususnya yang menyangkut komunikasi dalam pengembangan potensi antar elemen pendidikan baik siswa, guru, orangtua, masyarakat maupun pemerintah yang seyogianya mengedepankan pendidikan adab.
Adab secara bahasa artinya menerapkan akhlak mulia. Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar menyebutkan: “Al adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik berupa perkataan maupun perbuatan.
Menurut Abu Zakariya An Anbari Rahimahullah : “Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh”.
Salah satu tujuan dalam sistem Pendidikan Nasional bermuara pada aspek keimanan dan akhlak (adab), selain kemampuan intelektual dan keterampilan peserta didik. Dengan demikian, salah satu tujuan dari proses pembelajaran di sekolah adalah baiknya akhlak peserta didik, baik akhlak kepada Tuhannya, sesama manusia, hingga akhlak kepada alam lingkungan.
Guru adalah salah satu instrumen untuk menyampaikan konsep dan praktek adab ini. Seiring dengan kemajuan zaman dan perubahan waktu, terjadi pergeseran nilai yang sangat fundamental dalam kehidupan, yakni nilai kesopanan dan etika.