Refleksi Hardiknas 2023

Profesi guru seringkali termarginalkan dengan segala konsekuensinya di depan para siswa dan stakeholder pendidikan lainnya sehingga transformasi keilmuan / science, literasi dan numerasi menjadi terganggu juga, ujung-ujungnya kemampuan siswa kita di ketiga bidang itu secara regional maupun internasional semakin tertinggal.

Kompleksitas masalah adab ini, telah memposisikan ambiguitas  siapa yang bersalah, guru yang tidak kompeten dan profesional serta miskin pengetahuan tentang adab, ataukah muridnya yang keterlaluan atau terlalu kuatnya tekanan lingkungan sosial dan kemajuan teknologi informasi yang masif dan  hedonis materialistik dengan ukuran ukuran yang bersifat kuantitatif dan miskin nilai (value).

Untuk itu Refleksi Hari Pendidikan Nasional tahun ini, marilah kita memulai lagi menata ulang pendidikan adab khususnya adab guru. Menjadi kekhawatiran kita, ketika adab yang  merupakan nilai utama dalam perspektif sistem pendidikan nasional menjadi tiada.  jika adab tiada maka yang lainnyapun tiada. Terlebih lebih degradasi adab ini tidak hanya terjadi dalam relasi komunikasi pendidikan formal saja melainkan juga terjadi di lingkup pendidikan informal dan non formal khususnya interaksi antara anak dan orangtua serta masyarakat.

Sebagai salah satu pelaku transformasi pendidikan yang kedudukan, fungsi dan perannya dalam pendidikan adab tidak akan pernah tergantikan Guru harus senantiasa memelihara dan menjadikan dirinya sebagai role model internalisasi adab dihadapan siswanya. Dalam pandangan Sa’id Hawa kerinduan menghadirkan Adab dalam praktek pendidikan merupakan suatu upaya penyucian jiwa (Tazkiyatun nafs) yang sangat diperlukan guru dalam kondisi apapun serta sebagai  upaya   memperbaiki dan meningkatkan kualitas para guru.

Seorang guru yang baik (ideal) menurut al-Ghazali adalah guru yang memiliki sifat-sifat umum yaitu cerdas dan sempurna akalnya, baik akhlaknya dan kuat fisiknya. Sehingga ia dapat memiliki berbagai ilmu pengetahuan secara mendalam, dan dengan ahklaknya yang baik ia dapat menjadi contoh dan teladan bagi para muridnya, serta dengan kuat fisiknya ia dapat melaksanakan tuga mengajar atau mendidik dan dapat mengarahkan murid-muridnya dengan baik.

Refleksi Peringatan Hardiknas tahun 2023 mari lebih diarahkan pada tata ulang  sifat-sifat khusus yang harus dimilki oleh seorang guru yaitu, pertama, memilki rasa kasih sayang terhadap murid-muridnya dalam melaksanakan praktek mengajar, sehingga akan menimbulkan rasa tentram dan rasa percaya diri pada diri murid terhadap gurunya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan