DT09: Tentang Musik Punk dan Cerita ‘Bal-balan’ Lainnya

MUSIK dan bal-balan. Paket tersebut coba diperlihatkan secara serius oleh band punk asal Kota Bandung, DT09. Barisan lagu menyoal sepakbola, khususnya klub kebanggaan Kota Kembang, ialah di antara tembang yang dinantikan para pendengarnya.

Apalagi, setiap mereka manggung, ada saja suar atau flare yang menyala. Salah satu aksi yang identik dengan dunia persepakbolaan.

Unit band yang diisi Rian (vocal), Marday (gitar), Syami (gitar), Dotro (bass), Tio (drum), dan Uday (terompet) itu, memang memiliki kecintaan terhadap olahraga paling populer se-tanah air. Terlebih di Bandung, ada klub Persib yang seolah sudah menjadi identitas warganya.

Manager DT09, Raezha Putra bahkan menyebutkan, seluruh personel merupakan pecinta Persib Bandung. “Bobotoh yang selalu aktif menonton langsung ke stadion,” katanya, di sela-sela penampilan mereka dalam Hellprint Monster of Noise III, Disjas Cimahi, belum lama ini.

Dalam hajat para pecinta musik cadas itu, kendati membawakan sejumlah lagu di stage bernama Kecil Tapi Party, tak membuat penampilan mereka kurang meriah. Justru sebaliknya, Kuch merasa bahwa membikin lebih ‘mesra’.

“Tidak jadi masalah. Justru kami lebih intimate dengan para penonton, lebih bisa berinteraksi langsung,” tutur Kuch, sapaan akrab Raezha.

Memainkan tempo cepat dan menghentak seperti unit punk pada umumnya, DT09 juga mempunyai bait lirik soal bal-balan. Hal seperti ‘Maung Bandung’ dan ‘Kota Bandung’ pun bergema.

Dalam penampilan tersebut, ‘Bandung Belongs to Me’ membuka kegilaan mereka soal musik dan sepakbola. Selanjutnya, disusul lagu yang dipersembahkan untuk klub Persib Bandung lainnya; Bersama Kembali dan Kebanggaan Bandung.

Flare Menyala

Ada lagi yang menyala. Selain semangat, cahaya flare terang benderang di tengah penonton saat DT09 tampil. Membuat mereka seolah tak sedang ‘manggung’, tetapi bertanding di lapangan hijau.

Aksi menyalakan flare tersebut, kata Kuch, merupakan suatu bentuk protes. Menurutnya, hal tersebut diharap bisa mengingatkan penggemar sepakbola atas Tragedi Kanjuruhan.

“Jangan ada gas air mata di antara kita (supporter). Kita kampanyekan soal itu setelah Tragedi Stadion Kanjuruhan. Kenapa kami lakukan itu? Karena personel DT09 penggemar sepakbola,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan