Kasus Kekerasan Anak di Jabar Masih Tinggi, Ini Jumlahnya

BANDUNG – Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Jabar masih tinggi pada 2022 lalu. Hal itu berdasarkan catatan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang tembus di angka 602 kasus.

Kepala UPTD PPA DP3AKB Jabar, Anjar Yusniar menyebutkan, daro total 602 kasus itu, 268 di antaranya kekerasan pada anak.

’’Total yang terlapor itu 602 kasus,” katanya saat dikonfirmasi, Kamis (9/2).

Untuk di tahun 2023 ini, Anjar mencatat, baru ada 37 aduan selama periode bulan Januari. Meski begitu, pihaknya akan terus berupaya semaksimal mungkin dalam melakukan pencegahan tindakan kekerasan yang hingga saat ini masih sering terjadi di masyarakat.

“Sebetulnya tindakan kekerasan itu banyak faktor. Kami pun belum mendapatkan hasil penelitian yang ilmiah dari penyebab utama kasus kekerasan itu terjadi. Namun kebanyakannya itu, dari faktor pengasuhannya orang tua. Jadi dalihnya bisa karena cara mendidiknya begitu (dengan tindakan kekerasan). Padahal kan, itu bukan cara yang baik dalam mendidik anak. Tapi setiap kasus itu berbeda-beda penyebabnya,” ucapnya.

Anjar mengimbau kepada masyarakat jika menemukan atau mengalami tindakan kekerasan, harap segera melaporkannya. “Tapi justru kami melihat kalau semakin banyak kasus (kekerasan) itu bahwa masyarakat itu sudah semakin berani melaporkan (kasus kekerasan). Karena angka yang laporannya masuk ke kami segitu (602) itu kami perkirakan masih banyak kasus-kasus kekerasan yang belum terlaporkan,” ucapnya.

Korban Kekerasan Anak di Cimahi

Dia memastikan pihaknya terus mengawal kondisi fisik maupun mental anak yang menjadi korban penganiyaan di Jalan Pesantren, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara.

Anjar menyebutkan, korban yang masih berusia 12 tahun tersebut, hingga saat ini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Kota Bandung.

Korban mengalami luka serius seperti lebam-lebam di tubuhnya hingga patah tulang setelah mendapatkan kekerasan oleh ayahnya.

“Sampai saat ini (korban) masih dilakukan proses pengobatan (di rumah sakit) untuk penyambungan tulangnya menggunakan gif (alat menyambungkan tulang), dan kemarin juga sudah dilakukan city scan untuk melihat bagian dalam di kepalanya,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan