Nunut Besar

 

Mbah Mars

Dokter Jabrik: “Sakit apa ?” Mbah Koplak: “Saya suka sakit kepala dok. Pusing. Dunia serasa berputar” dr Jabrik: “Ya sudah. Silahkan pulang” Mbah Koplak: “Kok tidak diobati ?” dr Jabrik : “Katanya suka sakit kepala ?”

 

Jimmy Marta

Mbah koplak emang gk sakit. Dunia itu bener berputar…haha.

Kliwon

Alhamdulillaah.. Terima kasih pencerahannya Mbah. Saya tanpa sengaja & tanpa sadar juga suka bernafas sendiri. Berkat pencerahan dari mbah dokter, berarti memang sebaiknya saya melanjutkan tetap bernafas.

 

yoming AFuadi

Baru nemu kali ini, wartawan diancam “awas kalau kalian macam-macam, saya sikat kalian”. Memangnya selama ini giginya wartawan kurang bersih apa ya? Koq sampai ada yang menawarkan untuk menyikat mereka ….he ….3

 

Johannes Kitono

Istilah Turun Gunung mungkin di populerkan oleh Kho Ping Ho ,pengarang Cersil top di Indonesia. Kalau ada masalah besar dan rumit yang tidak bisa diselesaikan maka biasanya Suhu atau Tjiang Bun Djin harus turun gunung memberikan solusinya. Maklum waktu itu belum ada internet dan WA. Persoalan yang sama terjadi di bidang Kesehatan. Prof Dr Puruhito ( 80 th ) ternyata belum bisa dengan santai menikmati masa pensiunnya. Masih harus *turun gunung* membantu operasi di Rumah Sakit untuk kasus kasus pembelajaran. Ini tentu akibat sistem pendidikan Specialis yang keliru, sudah lama terjadi dan dampaknya terasa saat ini. Sistem kaderisasi tidak berjalan karena dulu adanya ego sektoral. Menkes tidak perlu menengok kebelakang mencari kambing hitamnya.Langsung saja kasih solusi apa yang semestinya diperbaiki. Mau hospital based atau Univ based silahkan saja, yang penting bisa cepat hasilkan dokter spesialis yang kompeten yang belum bisa diganti dengan dr Robotic. Soal dana untuk beli alat mutakhir pasti bisa diatasi oleh RS Swasta atau Pemda. Bukankah alat modern umumnya hanya untuk penyakit orang kaya seperti : PJK, Stroke dsbnya. Penyakit rakyat seperti TBC, Diare, Malaria dan kurap tentu tidak memerlukan peralatan yang canggih. Bravo utk Prof Dr Puruhito dan Prof Dr Ario Djatmiko yang bersedia Turun Gunung membantu membereskan masalah Kesehatan Indonesia yang sudah Stadium Tiga.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan