Jabarekspres – Di Indonesia saat ini tercatat ada 2,8 juta orang yang mengalami Hopeless of Job atau pengangguran yang merasa tidak memperoleh pekerjaan.
Menteri Ketenegakerjaan atau Menaker Ida Fauziah mengatakan, secara total jumlah pengangguran di Indonesia saat ini ada sekitar 8,4 juta orang.
‘’Jadi jumlah Hopeless of Job ini sekitar 33,45 persen,’’ kata Ida Fauziah dalam keterangan tertulisnya, Kamis, (19/1).
Dia mengatakan, Hopeless of Job ini terjadi karena tingkat pendidikan yang rendah, sehingga mereka tak miliki harapan memiliki pekerjaan.
Julah hopeles of Job yang memiliki pendidikan SMP sekitar 76,90 persen. Tingkat pendidikan yang rendah ini mengakibatkan mereka sulit diterima di dunia kerja.
Ida mengungkapkan, salah satu tantangan untuk menurunkan tingkat pengangguran adalah bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan khususnya untuk sektor formal.
Selain itu menciptakan nilai budaya kerja yang baru untuk diberikan kepada generasi Y dan Z dengan konsep work-life-balance yang mencu kepada worktainment.
‘’Biasanya jenis pekerjaan ini sangat digemari oleh kalangan generasi Y dan Z,’’ ujarnya.
Untuk kendala lainnya adalah tidak adanya ketidak sesuaian antara supply dan demand yang diakibatkan adanya digitalisasi yang membutuhkan keterampillan kerja.
“Digitalisasi mendorong perubahan permintaan keterampilan kerja, pola hubungan kerja, serta waktu dan tempat bekerja yang semakin fleksibel,” kata dia.
Ida Fauziyah menambahkan kunci untuk mengatasi pengangguran di pasar kerja yakni menciptakan pasar tenaga kerja yang inklusif.
Masuknya investasi diharapkan bisa membuka lapangan kerja yang lebih luas khususnya bagi generasi Y dan Z.
“Kemnaker telah membuat kebijakan Active Labour Market Policy (AMLP) untuk menciptakan pasar kerja yang inklusif dan penurunan pengangguran,” ujarnya.
Sektor ketenagakerjaan juga terancan dengan adanya resesi global. Sebab, resesi berdampak kepada pelemahan ekonomi dan menurunkan kebutuhan tenaga kerja.
‘’Imbasnya pengangguran akan bertambah karena ada pengurangan pegawai,’’ ujarnya.
Ida optimis, dengan adanya kompleksitas tantangan dunia kerja pada 2023 ini, kondisi ekonomi Indonesia masih relatif kuat. Meski begitu, langkah antisipatif tetap harus disiapkan.
Ida menambahkan, untuk tingkat pengangguran di wilayah perkotaan mencapai 7,74 persen dengan kelompok usia 15-24 tahun mencapai 20,63 persen,