Jabareksres – Plafon ruangan gedung perpusatakan Kota Bogor mengalami kerusakan yang terletak pada bagian fasilitas kamar mandi.
Ketua Gerakan Masyarakat Kota Bogor (GMKB) R. Ridho jebolnya plafon perpustakaan itu diduga karena proses pembangunan asal-asalan.
‘’ Saya menemukan adanya kerusakan di sudut ruangan pada plafon salah satu kamar mandi,’’ kata Ridho Minggu, (8/1).
Manurutnya, bangunan gedung perpustakaan baru saja selesai direnovasi pada 17 Desember 2022 lalu. Gedung tersebut terdiri dari tiga lantai dan baru satu bulan diresmikan oleh Wali Kota Bogor Bima Arya.
Untuk itu, ketika proses pembangunan dan serah terima seharusnya dilakukan krocek agar dapat dipastikan bangunan memiliki kualitas sesuai spesifikasi pekerjaan.
‘’Kalau sampai rusak begitu, harus kroscek setiap sudut yang ada di gedung tiga lantai itu, dan material yang digunakan harus sesuai spesifikasi,’’ kata dia.
Ridho menekankan, jika bangunan tersebut masih dalam pemeliharaan kontraktor, maka harus seger dierbaiki. Sebab, ini masih menjadi tanggungjawab kontraktor yang mengerjakan.
Selain itu, Dinas terkait juga harus memberikan teguran keada kontraktor agar pembangunan Gedung perpustakaan sesuai dengan spesifikasi pelaksaan proyek.
Sementara itu, Kepala Dinas kearsipan dan perpustakaan (Diarpus) Kota Bogor Agung Prihanto membantah bahwa ambruknya plafon gedung perpustakaan itu karena memiliki spesifikasi kualitas buruk.
Menurutnya, ambruknya plafon memang sengaja dilakukan. Sebab, untuk memperbaiki instalasi air yang mengalami kebocoran.
Agung memastikan, setelah selesai dibangun, Gedung Perpustakaan masih dalam tahap pemeliharaan sehingga jika terjadi kerusakan sudah jadi tanggungjawab kontraktor.
“Jadi ada instalasi air dari struktur bangunan yang lama, dulu eks gedung DPRD yang bocor. Ketika ada bocor, saat akan memperbaiki pipa air tersebut yang masuk ke beton kan harus dibongkar tentunya,’’ tuturnya.
Perbaikan dilakukan dengan cara menjebol plafon terlebih dulu, kemudian pekerja sengaja membiarkan selama beberapa hari. Tujuannya untuk mencari titik rembasan air itu.
Dengan begitu, setelah rembesan atau kebocoran ditemukan, pekerja langsung melakukan penambalan dan menutup kembali plafon tersebut seperti semula.
“Jadi tidak ambruk karena kurang terkontrol, tapi memang sengaja dijebol. Lagian gypsum memang gampang kalau dipecah, tidak seperti triplek,” tutup Agung. (yud/yan).