BANDUNG – Si jago merah yang melahap pabrik triplek di Jalan Soekarno Hatta nomor 501, Kelurahan Cijagra, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung masih dijinakkan oleh petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) gabungan.
Kepala Bidang Pemadaman dan Penyelamatan Diskar PB Kota Bandung, Yusuf Hidayat mengatakan, kobaran api yang menghanguskan bangunan tersebut tergolong sulit dipadamkan, sebab menyimpan bahan yang mudah terbakar.
“Gudang penyimpanan dus dan triplek ini memang terhitung pemadaman lebih 10 dari jam,” kata Yusuf di lokasi, Selasa (25/10).
Dia menerangkan, proses pemadaman api cukup terkendala, sebab akses ke dalam pabrik sulit dilewati armada Damkar, sehingga penjinakkan si jago merah dilakukan dari luar bangunan.
“Kita melakukan pendekatan supaya api ini jangan sampai menjalar ke bangunan lain,” terang Yusuf.
Dia menambahkan, karena bangunan yang terbakar itu menyimpan banyak kardus dan triplek, sehingga tumpukannya cukup berat untuk ditopang oleh benteng yang sudah rapuh akibat dilahap si jago merah.
“Ini tumpukannya sangat banyak, akhirnya benteng ini roboh dengan api yang panas selama 10 jam (ke belakang) tersebut,” ucap Yusuf.
“Kita tetap lakukan isolasi agar jangan sampai perambatan api ini menjalar ke bangunan di samping dan belakang,” tambahnya.
Di tengah amukan si jago merah sekira pukul 7.00 WIB, Yusuf berujar, perambatan ke bangunan lain dikhawatirkan mengakibatkan kobaran api semakin meluas dan membesar.
“Apalagi bangunan di belakang ini ada penyimpanan cat, alhamdulillah bisa terisolasi, tertangani oleh teman-teman Damkar,” ujarnya.
Yusuf mengaku, dalam proses pemadaman api, pihaknya dapat dukungan dari Damkar Kabupaten Bandung, Kota Cimahi serta Kabupaten Bandung Barat.
“Kita menerjunkan beberapa kendaraan itu ada 22 (armada), mudah-muahan teman-teman bisa secepatnya memadamkan api,” imbuhnya.
“Karena api ini masih membara, kita tetap akan lakukan pemadaman,” lanjut Yusuf.
Dia menjelaskan, untuk kendala pemadaman kebakaran di pabrik triplek tersebut karena petugas Damkar harus memutari area bangunan ke sela-sela sebagai akses.
“Akses masuk ke dalam ruang kebakaran hanya satu ada di depan saja, sehingga kita harus memutar ke gang sempit dan tidak bisa masuk, tapi temen-temen memasuki sela-sela yang ada di sekitar,” jelas Yusuf.