Pemdaprov Jabar Terus Genjot Ekpor Komoditas Secara Mandiri

BANDUNG – Untuk meningkatkan kapasitas produk Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) Jawa Barat (Jabar), Pemdaprov Jabar  saat ini sudah mulai diminati oleh konsumen Mancanegara melalui jasa eksportir.

Untuk dapat memiliki kemampuan ekspor secara mandiri, Pemdaprov Jabar melalui Dinas Perindustrian dan perdagangan (Disperindag) terus gencar melakukan edukasi dalam bentuk pelatihan mengenai prosedur ekspor.

Kepala Disperindang Jabar Iendra Sofyan mengatakan, sebetulnya pengembangan kapasitas UMKM bukan merupakan tanggungjawab satu dinas saja. Tapi semua stakeholders turut berperan.

‘’Guna memberikan wawasan ekspor mandiri kepada petani dan pelaku UMKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar mencetuskan program Kompor (Kolaborasi Optimalisasi UMKM Ekspor),’’ kata Iendra Sofyan ketika ditemui di Gedung Sate, Sabtu, (9/10).

Dia mengakui, meski prosentase ekpor produk UMKM masih relatif kecil, para pelaku UMKM dituntut untuk mengetahui mengenai tata cara ekspor. Sehingga dapat diperoleh efesiensi biaya.

Ekspor Jabar selama ini didominasi produk dan pengusaha besar mencapai 98 persen. Sisanya atau 2 persen diekspor pelaku UMKM.

Untuk itu diperlukan kolaborasi dari setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Dinas pertanian untuk peningkatan kualitas dan kuantitas produk.

Dinas UMKM untuk pembinaan ekspor dan dinas-dinas lainnya. Termasuk kerjasasama dengan pemerintah pusat dan  pihak swasta.

Iendra mengatakan pelaku UMKM sangat antusias dengan program Kompor. Mereka mengaku sangat membutuhkan bantuan khususnya pelatihan ekspor.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan UMKM untuk mencapai ke level ekspor adalah 1A +4K, yakni administrasi + kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kemasan.

“Akan kita bantu yakni administrasi, kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kemasan atau 1A + 4K,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Jabar Jafar Ismail mengatakan, komoditas perkebunan yang sudah ekspor lumayan banyak.

Kopi asli Jawa Barat merupakan komoditas ekspor yang saat ini mengalami peningngkatan. Selain itu Coklat juga melalui diminati, Kelapa, vanila dan Ubi Cilembu.

“Bulan lalu sudah ada petani kopi yang dapat ekspor langsung, sebelumnya melalui eksportir. Berarti sudah mulai ada kemampuan UMKM untuk ekspor mandiri,” jelasnya.

Jafar menambahkan luas wilayah perkebunan Jabar mencapai 470 hektare, yang mana 89 persen milik rakyat, 11 persen merupakan perkebunan negara, dan sisanya dikelola swasta.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan