Harapan Kanjuruhan

 

Wawan Wibowo

Ngomongin sepakbola memang tidak ada habisnya,apalagi saat terjadi tragedi seperti ini,yang jelas manusia diberi 2 pilihan dari sebuah tragedi,pilihan 1 : segera mengambil langkah-langkah perbaikan, evaluasi total,mengambil pelajaran dari tragedi ini. Pilihan 2 : sibuk mencari kambing hitam dan berharap bergulirnya waktu akan melupakan. Jika memilih pilihan ke 2 resikonya tragedi bisa terulang lagi dimasa depan. Oya pak pry pagi ini memonopoli 4 komen pertama,hahaha

 

No Name

” Sepakbola adalah Hiburan, bukan Kuburan ” Quote by Hardimen Kotto ( wartawan senior) semalam di CNN Indonesia

 

Kelender Indonesia Lengkap

Perlu ditambah kurikulum pendidikan polisi, yaitu Mata Pelajaran Bahasa Bola. Hanya yang lulus A yang boleh ikut mengamankan pertandingan bola, tentunya dengan insentif memaday.

 

Kelender Indonesia Lengkap

Anda sudah tahu penyebabnya, penulis artikel ini beberapa kali mengalaminya sendiri … Jadi begitu membekas, apalagi air kencing dari penonton yang keringatan itu pesingnya level dewa.

 

Er Gham

Dear FIFA, untuk menurunkan ketegangan dan tensi penonton, sebaiknya pertandingan olahraga diubah menjadi 20 menit x 4. Sehingga ada 3 kali istirahat sepanjang pertandingan. Setiap jeda istirahat bisa hanya 5 menit, tanpa masuk ruang ganti. Namun istirahat setengah pertandingan, atau setelah bermain 2 x 20 menit, bisa berlangsung selama 10 menit, pemain masuk ruang ganti, dan sekaligus bertukar posisi lapangan. Menonton non stop tanpa henti selama 45 menit cenderung menaikkan tensi terlalu lama. Tanpa sadar, penonton berada dalam ketegangan konstan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan