BANDUNG – Cuaca ekstrem yang terjadi saat ini menimbulkan kecenderungan bencana hidrometrologi. Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana memetakan, ada 13 daerah berpotensi terdampak bencana. Karenanya Diskar PB mengaku siaga 24 jam untuk kemungkinan adanya bencana.
Kepala Seksi (Kasi) Mitigasi Bencana Diskar PB Kota Bandung, Amires Pahala menyebut, potensi itu terjadi pada belasan daerah yang berada di kawasan aliran sungai. Antisipasi digalakkan.
Menurut Amires, tepatnya, terdapat sebanyak enam kecamatan yang dialiri sungai, berpotensi terkena dampak bencana hidrometrologi pada tahun ini.
“Potensi yang ada selain dari banjir atau bencana hidrometrologi, kami ada (potensi) gempa, longsor, angin puting beliung,” ungkap Amires di Balaikota, Rabu (21/9).
“Kalau di dinas kebakaran itu, kami ini (fokus) bencana banjir. Kami melakukan upaya-upaya mitigasi nonstruktur,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, berkenaan dengan mitigasi nonstruktur, Diskar PB Bandung telah membangun fasilitas seperti kolam retensi yang dianggap berdayaguna tinggi.
Sementara itu, Amires mengungkapkan, potensi bencana longsor pun tengah jadi sorotan. Terhitung ada sembilan kecamatan yang memiliki potensi tersebut.
“Kalau untuk (bencana) longsor, kami melihat ada perubahan-perubahan ekosistem yang mungkin agak men-trigger itu,” kata Amires.
Mengantisipasi hal demikian, dirinya menegaskan, petugas Diskar PB disiapkan 24 jam untuk sigap menangani kasus bencana. “Petugas, kami selalu siap siaga 24 jam. Selalu siap,” tegasnya.
Selain itu, Amires menjelaskan, pihaknya terus melakukan langkah sosialisasi dalam pengantisipasian bencana tersebut. Yakni supaya warga lebih waspadai.
“Bagaimana kami bisa (mengajak) masyarakat di sekitar (aliran sungai) untuk meningkatkan kesiapsiagaannya apabila memang benar terjadi hujan besar,” pungkasnya. (zar)