Himpaudi Mandalajati dan IGTKI Bersatu, Laksanakan Simulasi Manasik Haji Anak Usia Dini

BANDUNG – Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) dan Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Kota Bandung mulai bersatu dengan melaksanakan simulasi manasik haji bagi anak usia dini.

“Di Kecamatan Mandalajati ini kegiatan simulasi manasik haji sangat unik dan kami mengapresiasi kepada pengawas Taman Kanak-Kanak (TK) dan Ketua IGTKI di mana mereka mau berpartisipasi dalam simulasi manasik ini,” ujar Ketua Himpaudi Kota Bandung Atikah Susilawati, usai menghadiri simulasi manasik haji TK di LPTQ Jawa Barat, Kamis (15/9).

Ia pun mengaku senang dengan terjalinnya kolaborasi antara Himpaudi dengan IGTKI. “Kolaborasi ini sebenarnya bukan hal yang sulit kalau pengurus organisasinya mau berbaur dan menyamakan persepsi antara IGTKI dengan Himpaudi,” paparnya.

Selain itu, perempuan berkerudung yang akrab disapa Bunda Ati ini menyingung soal lembaga pendidikan anak usia dini tersebut. Kata dia, selama ini masih terjadi dikotomi antara lembaga anak usia dini formal dan non formal.

Bundi Ati pun menolak status dikotomi tersebut. “Alhamdulillah undang-undang Sikdisnas saat ini tengah direvisi. Jadi ke depan tak ada lagi lembaga pendidikan anak usia dini,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang (PC) Himpaudi Kecamatan Mandalajati Novi Dewi menambahkan, manasik haji itu merupakan bentuk implementasi kurikulum Merdeka Belajar bagi anak usia dini.

“Karena salah satu profil kurikulum Merdeka Belajar itu adalah berimam, bertakwa serta berakhlak mulia. Dan harapan simulasi manasik haji ini akan meningkatkan keimanan dan ketakwaan anak kepada Tuhan Yang Maha Esa,” kata Novi.

Novi menjelaskan, anak PAUD yang mulai mengeyam pendidikan non formal itu tidak melulu harus belajar di ruang kelas. Akan tetapi kata dia, anak PAUD juga harus belajar di luar ruangan (outdoor).

“Seperti kegiatan simulasi manasik haji ini merupakan bentuk pembelajaran riil bagi anak PAUD. Karena PAUD itu bukan hanya berbicara teori atau konsep. Tapi harus dilaksanakan dengan nyata, bukan hanya di kelas saja. Jadi assesment-nya sesuai assesment konseptual. Jadi penilaiannya sesuai kondisi,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan