BANDUNG – Memasukia musim penghujan, Dinas kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat menyebut, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) telah mengalami peningkatan. Hingga tanggal 13 September 2022 angka DBD di Jabar tembus 27.010 dengan angka kematian sebanyak 241.
Selain itu, untuk kasus DBD di 27 Kabupaten Kota, Dinkes Jabar juga mencatat peringkat tertinggi berada di wilayah Kota Bandung dengan angka 4.196 kasus.
“Kedua Kabupaten Bandung 2.777 kasus, Kota Bekasi 2059 kasus, Sumedang 1.647 kasus. Sementara untuk Kota dengan Kematian tertinggi yaitu Kabupaten Bandung 37 kematian, Kota Tasikmalaya 23 kematian, Kabupaten Sumedang 15 kematian,” kata Kabid Pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi saat dikonfirmasi, Selasa (13/9).
Dengan adanya jumlah kasus tersebut, Ryan memprediksi bahwa akan terus mengalami peningkatan. Terlebih dia melanjutkan, jika masyarakat abai terhadap kebersihan.
“Kemungkinan tetap ada (penambahan jumlah kasus DBD). Terutama bila masih ada yang lalai tidak waspada terhadap adanya sarang nyamuk seperti tidak memperhatikan kebersihan situasi tempat tinggal atau tempat beraktifitas,” katanya
Maka agar penambahan kasus tersebut dapat diantisipasi, Ryan meminta kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan cara melakukan 3M plus dan menggerakkan program pemberantasan sarang nyamuk (psn).
“Jadi untuk langka kesiapsiagaan itu dimulai dengan gerakan satu rumah satu jumantik (girij) dengan melibatkan segenap anggota keluarga untuk berperan sebagai juru pemantau jentik (Jumantik) di rumah masing-masing,” imbuhnya
Sebelumnya, Dinkes Jabar mencatat hingga minggu kedua di bulan Agustus untuk kasus DBD telah menyentuh di angka 24.192.
“Untuk kasus DBD yang tertinggi di Jawa Barat itu ada di Kota Bandung yaitu 3.936 dengan kasus kematian sebanyak 37, yang ke dua itu ada di Kabupaten Bandung dengan angka kematian 37 dari 2.277 kasus,” ucap Ketua tim pencegahan penyakit menular dan tidak menular Dinkes Jabar, Yudi Komarudin, Senin (22/8) lalu.