Ketua Dewan Pertimbangan DPW NasDem Jabar: Jangan Politisasi Mahasiswa

JabarEkspres.com, Kabupaten Bandung – Ajang pemilihan umum (pemilu) semakin dekat. Pada 2024 mendatang setiap partai siap menyokong para calon unggulan. Begitu juga dengan NasDem.

Ketua Dewan Pertimbangan DPW NasDem Jabar, Rajiv Singh, tegaskan siap mangabdi kepada masyarakat sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) 2024 mendatang.

“Jangan janji sana, janji sini, masyarakat itu pinter, enggak usah kita bohong-bohongi dengan janji-janji,” kata Rajiv saat ditemui pada Kamis (28/7).

Menurutnya, yang dibutuhkan masyarakat Indonesia adalah realisasi kinerja, baik dari para instansi, lembaga pemerintah termasuk dewan sebagai perwakilan rakyat.

“NasDem tidak pernah janji, tapi ketika nanti Partai NasDem mempunyai kekuasaan, masyarakat sendiri nanti bisa menilai,” ujarnya.

Sementara itu, ketika diminta tanggapan terkait kampanye di lingkungan kampus, menurut Rajiv, tidak jadi masalah jika kegiatan kampanyenya bermanfaat.

“Kampanye di kampus ini, selama memiliki sifat berkeadilan (enggak masalah). Jangan nanti kampus A (bilang) partai ini enggak boleh, calon ini enggak boleh (berkampanye),” ucap Rajiv.

Dia melanjutkan, kampanye di lingkungan kampus bisa menjadi peluang dalam memberikan keleluasaan hak mahasiswa dalam memilih calon nantinya.

Bahkan, selain berpeluang memberikan keleluasaan memilih, kampanye di lingkungan kampus cukup berdampak terhadap toleransi pola pikir, sebab setiap orang mempunyai hak dalam memilih calon.

“Selama itu memang terbuka, publik bisa melihat kemudian mahasiswa bisa juga mempunyai (hak) suara,” imbuhnya.

“Itu hak, mereka orang-orang yang berintelektual bahkan lebih murni bisa meyakinkan keluarga dan ke masyarakat,” tambah Rajiv.

Terkait jika nantinya diperbolehkan melaksanakan kampanye di lingkungan kampus saat Pemilu berlangsung, Rajiv menegaskan dirinya cukup senang.

“Yang penting harus jelas (tujuannya). Jangan nanti kampus ini (seakan) milik partai ini,” paparnya.

“Jadi jangan mahasiswa dipolitisasi. Nanti kita lihat bagaimana keputusan dari pusat terkait kampanye di kampus,” lanjut Rajiv.

Pada kesempatannya, Rajiv menerangkan, kegiatan kampanye bukan untuk menggiring opini masyarakat supaya tidak suka terhadap partai lain.

“Jadi bukan zamannya lagi. Kalau pemilu itu hanya menghancurkan atau memecah belah masyarakat Indonesia, lebih baik enggak usah ada pemilu,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan