Lahan Kritis di Jabar Seluas 700 Ribu Hektare

JabarEkspres.com, BANDUNG – Telaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kehutanan, Dodit Ardian Pancapana menyampaikan bahwa luasan lahan kritis di Jawa Barat (Jabar) saat ini sudah menyentuh 700 ribu hektare.

Dodit menambahkan bahwa hal demikian pula yang menyebabkan kawasan Jabar rentan dirundung bencana tanah longsor, banjir, dan sebagainya.

“Artinya juga, itu (merupakan) 20 persen (lahan) yang ada di Jabar,” ungkapnya kepada Jabar Ekspres, di Kabupaten Bandung, Senin (25/7).

Kedua puluh persen tersebut, menurut Dodit, acapkali dipakai dengan tidak sebagaimana fungsinya. “Ada lahan yang khususnya jadi tempat tumbuhnya pohon, malah diubah jadi kavling atau perumahan.”

Oleh sebab itu, pihaknya tengah menggencarkan tugas dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. Yakni menyoal penghijauan lahan kritis. Dia menyebut, dari 700 ribu hektar tersebut, sekitar 40 ribu hektare berada di Kawasan Bandung Utara (KBU).

Lantas, bersamaan dengan Peringatan Hari Hutan Sedunia serta Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon (GTPP), dirinya menyambut optimis kegiatan pencanangan penanaman pohon kolaborasi antara Pemprov Jabar dengan Pondok Pesantren Baitul Hidayah.

“Ini baru satu langkah, 99 langkah lainnya belum. Ini baru pencanangan. Ke depan, gaung untuk menghijaukan (lahan) KBU ini,” ungkapnya.

“Di mana (KBU) sebagai salah satu kawasan penopang air di Jabar, ini bakal terus berlanjut,” sambung Dodit.

Terlebih, kolaborasi penanaman pohon yang dilakukan pada Senin (25/7) itu, melibatkan lembaga pendidikan pesantren. Dia berujar bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang menarik.

“Karena biasanya yang kegiatan menanam itu pegiat-pegiat lingkungan, tapi mereka ikut menanam di wilayah KBU. Lembaga pesantren,” ujarnya.

Adapun perihal jumlah penghijauan, Dishut Jabar tengah berupaya untuk meningkatkannya. Apalagi, kata Dodit, mengingat sifat dari pohon yang memerlukan waktu puluhan tahun bertumbuh.

“Kami ikhtiarkan sekarang, terus ditambah. Lalu challenge-nya pun, bagaimana supaya orang mau menanam pohon,” imbuh Dodit.

“Nah, kita sedang cari model (program), dimana masyarakat bisa terlibat dan bisa berdaya juga.  Sehingga ke depan, InsyaAllah, menjadi contoh untuk yang lainnya,” pungkasnya.*** (zar)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan