Literasi Warga Masih Terbatas, Desa Tenjolaya Bandung Belum Miliki Ruang Perpustakaan

Jabarekspres.com, Bandung – Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung sampai saat ini masih belum mempunyai perpustakaan untuk literasi warga.

Hal itu diakui oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Tenjolaya, Eman Sulaiman. Dia berujar, belum adanya perpustakaan desa disebabkan terbatasnya ruang.

“Kita enggak ada ruang untuk memfasilitasi warga dengan membentuk perpustakaan desa,” kata Eman kepada Jabar Ekspres saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (1/7).

Dia menerangkan, terbatasnya ruang untuk mendukung sarana dan prasarana literasi warga dengan dibangunnya perpustakaan desa karean Kantor Desa Tenjolaya tidak cukup luas untuk menyediakan fasilitas tersebut.

“Sudah penuh untuk kebutuhan dan kepentingan pelayanan masyarakat. Tanah carik juga kita lokasinya cukup jauh dan sebagian besar area lahan pesawahan,” ujar Eman.

Karenannya, menurut Eman, jika memanfaatkan tanah carik desa dinilai kurang efektif.

Di samping lokasinya yang jauh, kontur tanahnya kurang mendukung, sehingga jika dibangun ruang perpustakaan desa tidak bisa menjadi daya tarik warga untuk berkunjung.

“Kalau keinginan justru ada, supaya bisa memfasilitasi warga dan meningkatkan minat baca juga,” ucapnya.

Kendati belum mempunyai perpustakaan desa, berbagai buku bacaan untuk literasi masyarakat sudah disiapkan oleh Pemerintah Desa Tenjolaya.

Melalui pantauan Jabar Ekspres di Kantor Desa Tenjolaya, terlihat berbagai buku bacaan tersusun rapih menggunakan rak khusus tepat di samping meja pelayanan.

Eman menjelaskan, ratusan buku bacaan yang tersusun rapih itu sengaja disiapkan oleh Pemerintah Desa Tenjolaya sebagai upaya memperkaya literasi warga.

“Kalau masyarakat mau baca bisa ke sini, ke kantor desa. Sengaja disediakan bukan untuk hiasan tapi memang untuk warga, kadang kalau menunggu antrean (pelayanan) bisa dimanfaatkan mengisi waktu sekaligus menambah wawasan,” imbu Eman.

“Tapi memang tidak boleh dibawa pulang, hanya bisa dibaca di tempat. Meminimalisir berkurangnya jumlah buku, karena kalau dibawa pulang harus ada pendataan dan tidak menutup kemungkinan bisa hilang,” tambahnya.

Eman menyampaikan, pihak Desa Tenjolaya masih berupaya untuk membangun perpustakaan sebagai gudang literasi masyarakat.

“Selain bukunya lengkap, ada petugas yang jaga untuk data buku yang dipinjam, bahkan rencananya difasilitasi juga akses internet,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan