BANDUNG – Berdasarkan data dari Pusat Kajian Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan, Angka kemiskinan di Kota Bandung meningkat dalam tiga tahun terakhir. Hal ini mendorong pemerintah untuk makin gencar melakukan pembenahan dan evaluasi.
Menurut Pengamat Ekonomi yang juga merupakan Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi, menyarankan agar Pemerintah Kota Bandung menggencarkan program bantuan sosial (bansos).
“Program bansos itu harus terus dilanjutkan karena pada saat bersamaan pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung itu belum diikuti dengan penyerapan tenaga kerja sehingga pengangguran masih tinggi dan kemiskinan masih relatif lebih tinggi,” ujarnya kepada Jabar Ekspres saat dihubungi belum lama ini.
Pertumbuhan, papar Acu, memang relatif sudah lebih baik tetapi sektor utama seperti telekomunikasi, perdagangan, kemudian industri harus tetap didukung oleh berjalannya program bantuan sosial agar daya ungkit terhadap tenaga kerja bisa membaik.
“Menurut saya itu (pertumbuhan sektor) harus diikuti dengan berjalannya program bantuan sosial dalam jangka pendek. Kami berharap ada stabilisasi harga, tapi harga kan naik cukup tinggi, nah harga yang cukup tinggi itu memengaruhi daya beli masyarakat,” terangnya.
Sehingga, kata Acu, jika daya beli menurun, maka jumlah penduduk miskin meningkat. Terutama penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan makanan (GKM).
“Sebagian besar yang berada di bawah garis kemiskinan itu kategori makanan (GKM). Kenapa? Harga-harga naik,” jelasnya.
Bahkan, lanjutnya, inflasi Kota Bandung dalam beberapa bulan ke belakang berada di atas inflasi Jawa Barat.
Variabel ekonomi yang terdampak atas peningkatan inflasi ini, menurut Acu adalah daya beli rumah tangga, tingkat bunga, tarif tol, upah buruh serta anggaran social protection program.
“Program bansos harus dilanjutkan, kemudian pemulihan ekonomi harus dipercepat. Agar ada daya serap tenaga kerja, lalu harga-harga harus distabilkan. Program stabilisasi harga pengendalian inflasi harus dilakukan,” kata Acu.
Kenaikan harga komoditas dipicu oleh berbagai faktor, diantaranya; dampak krisis Rusia dan Ukraina, kebijakan pangan negara asal (Eksportir), Tata Niaga Komoditas Pangan, Disrupsi Rantai Pasok dan berbagai hal lainnya.