BANDUNG – Mak Esih, lansia berusia 85 tahun harus rela bertahan hidup ditengah kondisi perekonomian yang tengah alami banyak perubahan. Dengan keterbatasannya, Mak Esih hanya bisa mengandalkan belas kasihan dari masyarakat dan relawan untuk menyambung hidup di masa tuanya.
Tinggal di permukiman padat penduduk di daerah Cigondewah Kaler, Kota Bandung, Mak Esih tetap menikmati hari tuanya di dalam kondisi rumah yang sudah tidak layak huni lagi
Ukuran rumahnya hanya 4 X 7 Meter. Jika saat matahari sedang menunjukkan sinarnya yang cerah, Mak Esih harus rela tubuhnya kepanasan meskipun sedang berada di dalam rumah.
Dan jika saat awan menurunkan hujannya dan membasahi atap rumah, Mak Esih juga akan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh rumahnya, yakni KEDINGINAN!
Meskipun saat ini, kondisi Rumah Mak Esih telah mengalami banyak perubahan dan telah menjadi layak huni, Rahmat Seorang relawan yang sering kali membantu Mak Esih menceritakan bahwa proses tersebut sangat lama sekali.
Bahkan proses panjang tersebut, kata Rahmat hingga membutuhkan waktu 5 kali pergantian Lurah Sebanyak 5 kali hingga proses renovasi Rumah Esih terlaksanakan.
“Karena memang ada masalah, yaitu pada saat mana kala Mak Esih harus meng akses progam Pemerintah seperti program Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni), tetapi Rumah Mak Esih ini tanahnya tidak bersurat karena surat nya hilang,” katanya saat ditemui di Wilayah, Cigondewah Kaler, Kota Bandung, Sabtu (11/6).
Sehingga dengan adanya hal tersebut, Rahmat mengaku bahwa dirinya langsung memberanikan diri untuk mengajukan bantuan kepada Mak Esih melalui lembaga yang dibentuk oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bernama Jabar Quick Respon (JQR).
“Dan akhirnya saya sebagai relawan memberanikan diri untuk mengajukan permohonan (Bantuan) melalui Jabar Quick Respon (JQR). Dan itu proses Nya lama hampir satu tahun lebih. Dan setelah itu di bulan April kemarin (2022), ada bantuan turun dari JQR sebesar 15 juta kepada Mak Esih,” katanya
Sementara, Dari Pemerintah Sendiri khususnya Kota Bandung, ia menjelaskan hanya memberikan bantuan berupa sembako. Akan tetapi melalui Dinas Sosial (Dinsos) Mak Esih kini telah didaftarkan ks Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).