Airlangga Hartarto: Indonesia Bangun Kemitraan dengan Australia untuk Net Zero Emission

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, Pemerintah Indonesia-Australia sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang transisi energi sebagai bentuk komitmen untuk mengatasi perubahan iklim.

Komitmen ini diwujudkan melalui pertemuan antara Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese yang membahas mengenai pentingnya Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

‘’Kita akan perkuat kerja sama bilateral untuk mempercepat transisi energi dengan mitigasi dan pengurangan emisi,’’kata Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Rabu, (8/6).

Acara lawatan PM Australia petama kali sejak dilantik itu, menghasilan komitmen bersama untuk menciptaan peluang baru dan mempererat hubungan kerjasama kedua negara.

Airlangga Hartarto sangat mengapresiasi keinginan Australia untuk menjalin kembali hubungan kemiytraan bersama Indonesia.

‘’Kita sekarang perlu mengambil tindakan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan bersama dengan membuka miliaran investasi energi bersih,” jelas Menko Airlangga.

Ketua DPP Partai Golkar ini menjelaskan, pada Roadmap NZE pertama di Indonesia akan segera diluncurkan.

Untuk pembangunannya akan didukung oleh International Energy Agency (IEA) Clean Energy Transition Program yang didanai Australia.

Berdasarkan analisa IEA, perpindahan Indonesia ke jalur NZE dapat menarik tambahan investasi bersih sebesar US$2 miliar per tahun hingga 2030, dan menciptakan lebih dari 900 ribu lapangan kerja.

Proyek ini akan memiliki dampak global dan regional harus menjadi inti dari jalur Indonesia menuju NZE.

‘’Kami menyambut baik proyek hidrogen hijau Australia di Indonesia untuk siap tahun ini. Solusi cerdas yang dipimpin oleh industri juga harus mendorong upaya bersama menuju rantai pasok yang lebih tangguh,” ujar Menko Airlangga.

Australia juga dapat mempertimbangkan untuk berkontribusi pada Mekanisme Transisi Energi Asian Development Bank (ADB).

Kontribusi itu antara lain mempercepat pilot project Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS), dan pemanfaatan amonia di pembangkit listrik tenaga batu bara.

Airlangga Hartarto mengatakan, dalam membangun proyek ini, kedua negara nantinya akan bermitra untuk memberdayaan masyarakat dan memperhatikan kondisi lingkungan.

Australia dapat bermitra dalam pengembangan keterampilan, semisal dalam beasiswa, pelatihan, pertukaran, akses visa, dan pengakuan keterampilan bersama.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan