JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, realisasi inflasi pada Mei 2022 tercatat sebesar 3,55 persen (yoy).
Jumlah ini, diakui Airlangga Hartarto ada peningkatan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat 3,47 persen (yoy).
‘’Namun peningkatan ini masih berada dalam rentang sasaran yang telah ditetapkan, yaitu, sebesar 3±1 persen (yoy),’’kata Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Jumat, (3/6).
Untuk itu, meskipun ada kenaikan, pencapaian inflasi ini masih dikatakan terkendali. Terlebih kenaikan inflasi juga terjadi diberbagai negara.
Di negara Uni Eropa, India, Korea, Rusia, dan Ingris yang mengalami inflasi tinggi.
Secara bulanan, pada Mei tercatat inflasi sebesar 0,40% (mtm), menurun dibanding bulan April yang mencapai 0,95 persen (mtm).
Capaian inflasi Mei dipengaruhi oleh pergerakan dari seluruh komponen. Inflasi komponen Volatile Food (VF) tercatat sebesar 0,94 persen (mtm) atau 6,05 persen (yoy) terutama disumbang oleh kenaikan harga telur ayam ras dan bawang merah.
Kenaikan harga telur ayam ras saat ini disebabkan oleh tingginya biaya produksi yang berasal dari harga pakan dan masih tingginya permintaan masyarakat. Kenaikan harga telur ayam ini juga mendorong kenaikan NTP Subsektor Peternakan sebesar 0,07 persen.
‘’Komoditas yang mengalami penurunan harga salah satunya minyak goreng dengan andil -0,01 persen,’’kata Airlangga Hartarto.
Penurunan ini disebabkan adanya kebijakan pemerintah terkait pelarangan ekspor CPO dan sejumlah produk turunannya pada 28 April s.d 23 Mei 2022 menyebabkan turunnya harga kelapa sawit.
Inflasi inti tercatat sebesar 0,23% (mtm) atau 2,58% (yoy). Secara tahunan inflasi inti sedikit menurun dibanding bulan April yang tercatat sebesar 2,60% (yoy).
Kondisi ini tetap konsisten dalam tren tinggi. Hal ini menunjukkan permintaan masyarakat yang tetap kuat pasca momen HBKN Ramadan dan Idulfitri.
Sementara berdasarkan komoditas penyumbangnya, inflasi inti pada Mei dipengaruhi oleh kenaikan harga ikan segar, nasi dengan lauk, dan roti manis.
Komponen inflasi Administered Price (AP) tercatat sebesar 0,48% (mtm) atau 4,83% (yoy) dengan andil 0,09%, disumbang utamanya oleh kenaikan tarif angkutan udara yang didorong masih tingginya mobilitas arus balik serta pulihnya mobilitas pasca HBKN Idulfitri 2022.
Secara umum, dampak dari kenaikan harga komoditas global terhadap inflasi IHK saat ini masih terbatas. Namun jika diperhatikan lebih lanjut, transmisi dari kenaikan harga pangan global pada Mei 2022 sudah terlihat pada inflasi Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB).