Mesin Parkir Dianggap Terlantar, Dishub Gencarkan Optimalisasi

Tak hanya itu, Hilman memaparkan bahwa pihaknya akan turut melakukan relokasi mesin tersebut. Mengingat banyaknya mesin parkir yang berada di daerah non-potensial.

“Daerah pemasangan mesin itu rancu, makanya kita mau benerin sekarang. Banyak relokasi mesin, banyak yang disimpan di lokasi yang tidak potensi. Kita mau relokasi pindahin ke jalan yang potensi, ngapain kita simpen mesin ke jalan yang ada parkirannya,” tuturnya.

Relokasi akan dimulai ketika optimalisasi mesin parkir rampung. Pasalnya, ungkap Hilman, data memperjelas dana pemindahan mesin parkir non-potensial.

“Kita sedang data, mana saja mesin yang tidak potensi sama sekali. By data dulu, takutnya sudah dipindahin makan biaya juga. Karena misalkan kita mau cabut dulu, biayanya malah jadi double. Biar mateng dulu baru kita eksekusi,” ungkapnya.

Mesin parkir non-potensial tersebut akan dipindahkan ke titik yang lebih potensial. “Misalkan contoh, Jalan Braga kurang 30 mesin nih, kita bakal tambah. Kita bakal pindahin mesin dari jalan yang gak optimal ke Jalan Braga, gitu rencananya,” jelasnya.

Hilman berharap, dengan diterapkannya sosialisasi ini, mesin parkir di Kota Bandung bisa digunakan dengan optimal dan memberi kesadaran kepada pengguna dan jasa pemarkir akan ketertiban membayar parkir.

“Kita edukasi ke jasa pemarkir biar mereka paham, mereka tahu, selama ini mesin itu bukan rusak, bukan gak nyala, melainkan pakai sistem sleep mode,”

“Biar kesadaran penggunanya sendiri juga ada. Misalkan kita parkir 3 jam nih, tapi tap-nya cuman sejam. Si pengguna jasa parkirnya jadi sadar, dan kalau memang pengguna jasa parkirnya ngebohong, juru parkirnya bisa mengontrol,” tandasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan