Pasien Meninggal karena Terlambat Ditangani RSHS Bandung, Achmad Nugraha Heran

Disinggung mengapa masih ada rumah sakit yang belum memberikan pelayanan kepada masyarakat, Achmad mengatakan, sebenarnya untuk kepala rumah sakit sudah mendapat pengetahuan dan sudah ditekankan berkali-kali.

“Namun, yang kemudian harus dilakukan adalah, bagaimana dirut di rumah sakit yang besangkutan memberikan penekanan juga kepada stafnya. Sehingga dari level direktur sampai staf ke bawah memiliki pemahaman dan tanggungjawab yang sama,” paparnya.

Achmad sendiri mengaku masih ada laporan terkait pelayanan dari rumah sakit kepada pasien BPJS. Namun memang terkadang sulit dibuktikan.

“Karenanya kami meminta Dinkes (Dinas Kesehatan) untuk lebih fokus dalam penekanan pelayanan kepada pasien BPJS, baik itu pasien BPJS yang didanai APBN, ABPD dan BPJS mandiri,” tegasnya.

Diberitakan sebelumya, warga Kota Bandung, Asih Sekarningsih (34) meninggal karena terlambat ditangani pihak rumah sakit.

Asih divonis kanker kulit stadium akhir dan mendapat penanganan yang kurang maksimal saat berobat ke Rumah Sakit Hasan Sadikin.

Pada Rabu (18/5) Asih dibawa ke rumah sakit, namun perlu tiga kali laporan untuk bisa ditangani. Suami korban sendiri sudah berkali-kali melaporkan ke ruang suster, bahwa istrinya kritis namun tidak ada tindakan.

Pihak rumah sakit baru merespon setelah korban meninggal dan sang suami marah-marah. Jauh sebelum divonis menderita kanker kulit, almarhum Asih awalnya terluka akibat tak sengaja menginjak paku payung sekitar Oktober 2021 silam.

Luka di kaki Asih dirawatnya sendiri. Alih-alih membaik, dalam kurun waktu tiga bulan, luka di kaki Asih justru menjalar sampai ke daerah lutut, bahkan sampai ke paru-paru.

Sebelum akhirnya ke RSHS, korban sempat bolak balik ke puskesmas kemudian dirujuk ke RS Santo Yusuf. Disana Asih mendapatkan operasi ringan untuk kemudian dirujuk ke RSHS. (radarpena/ran)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan