Imbas PMK, Suplai Sapi Terbatas, Peternak di Bandung Lihat Celah Positif

BANDUNG – Berkurangnya suplai sapi dari daerah Red Zone yaitu Jawa Timur dan Jawa Tengah memberikan profit pada para pedagang sapi di Kota Bandung. Pasalnya, saat suplai dibatasi, harga sapi di Kota Bandung akan meninggi.

Salah satu peternak sapi di kawasan Arcamanik, Bambang Hermanto, berharap ternak sapi miliknya akan mendapat penawaran harga yang baik.

“Mudah-mudahan malah bagus buat saya, karena harga mungkin akan lebih bagus karena barang akan lebih sedikit. Karena yang kita tau ternak dari Jatim dan Jateng kan tidak boleh masuk sini,” ujar Bambang kepada wartawan di peternakan miliknya, Arcmanik, Kota Bandung, Jumat (20/5).

“Dengan kebutuhan daging sapi yang diperkirakan sampai 5.000 ekor pada Idul Adha nanti, sedangkan stok kita hanya 1.000 maka kemungkinan harga akan bagus,” lanjutnya.

Meski optimis dengan kenaikan harga, Bambang mengaku tetap khawatir akan wabah PMK yang berpotensi menjangkiti ternaknya.

“Ya kita sebenarnya was-was, jangan-jangan sapi saya kena. Makanya kita upayakan memproteksi agar tidak ada yang kena, apalagi kota bandung kan belum ada yang terjangkit, dan mudah-mudahan tidak ada. Dan kalau misalnya ada yang masuk kita jaga dan periksa betul bekerja sama dengan pemerintah,” keluhnya.

Sementara itu untuk stok Idul Adha, Bambang mengaku belum ada penambahan hewan ternak.

“Sementara belum karena kita lihat dari pengalaman tahun lalu saat kita isi banyak, saat awal PPKM, banyak sapi yang tidak laku jual. Makanya kalau sekarang kita manfaatkan yang ada dulu, kurang lebih sekarang ada 50 ekor,” katanya.

Sebelum pandemi Bambang bisa memasok sekitar 150 ekor ternak. Namun saat ini ia mengaku akan memantau situasi terlebih dahulu sebelum menambah pasokan ternak.

“Sekarang mah kita lihat situasi saja, kalau perlu ditambah mungkin akan ditambah, kalau ini cukup ya sudah ini saja,” tuturnya.

Sementara untuk potensi anggaran swab yang akan diberikan kepada peternak, Bambang mengaku tidak memiliki masalah tetapi akan menaikkan harga jual.

“Sebetulnya tidak terlalu bermasalah (jika ada kewajiban swab ternak), itu bisa dibebankan ke pembeli atau bisa ke saya. Nanti liat situasinya, kan masih covid 19, sudah bagus atau belum. Kalau belum bagus ya dibebankan ke saya juga tidak apa apa. Nanti kan tinggal dinaikkan di harga jual saja,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan