DEPOK – Seorang remaja di Depok menjadi korban pesanan fiktif ojek online (ojol) , sehingga harus membayar 29 orderan makanan yang tidak pernah dipesannya.
Daffa Wicaksana (15) warga Kampung Kalimanggis RT 03, RW 09, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, mengaku kebingungan karena selama tida hari kerap didatangi ojek online yang mengantarkan makanan padanya.
Dia menjadi korban pesanan palsu atau orderan fiktif sejumlah makanan dan minuman melalui aplikasi ojek online (ojol).
Daffa bercerita sejak Minggu (26/3) hingga Selasa (29/3) kemarin, dia kerap mendapatkan kiriman makanan dan minuman dari para ojol, padahal bocah berusia 15 tahun tersebut sama sekali tidak pernah memesan makanan dan minuman itu.
“Sudah tiga hari ini makanan dan minuman selalu datang, padahal saya tidak pernah pesan. Kalau dijumlah mungkin sudah 29 kali makanan dan minuman ini datang ke saya,” ucapnya kepada JPNN.com, Rabu (30/3).
Sebelum kejadian, Daffa mengaku sempat ada yang menghubunginya melalui WhatsApp dan mengancam akan mengirimkan 25 makanan dan minuman ke rumahnya.
“Saya juga tidak tahu, tiba-tba nomor tersebut mengancam saya melalui pesan WhatsApp, katanya akan mengirimkan 25 orderan fiktif. Saya kira cuma ancaman saja, ternyata benar banyak ojol yang datang. Saya hitung ada 29 ojol yang datang ke rumah,” ujarnya.
Modus yang digunakan pelaku ialah dengan cara menggunakan nama korban sebagai pemesan, kemudian menjadikan alamat rumah korban sebagai alamat tujuan pengiriman.
Akibat peristiwa itu, Daffa pun harus membayar seluruh makanan dan minuman yang datang ke rumahnya. “Saya tidak bayar semuanya, saya hanya membayar Rp 75 ribu saja, karena saya tidak merasa memesan,” terangnya.
Atas peristiwa tersebut korban dan keluarga berencana akan melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib agar pelaku dapat segera ditangkap dan diberikan sanksi agar jera.
“Kemungkinan ada teman yang tidak senang dengan saya sehingga melakukan hal ini,” tutupnya. (jpnn/rit)