Trend dengan Mental Illness?

Jabarekspres.com – Masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan mental illness, sebuah istilah yang memberikan label kepada seseorang mengenai psikis/kejiwaannya yang sedang terganggu.

Dahulu istilah ini tidak begitu popular di kalangan masyarakat dari semua lapisan. Mungkin saja hingga kini masih tidak ada yang memahami bagaimana sebenarnya mental illness itu.

Pembicaraan mengenai gangguan mental ini menjadi hal yang tabu dan tidak pernah kita perhatikan sama sekali. Namun seiring berjalannya waktu, kini mental illness sudah banyak di diskusikan oleh para ahli kesehatan.

Karena kian bertambahnya umat manusia di bumi yang menderita mental illness mulai dari semua kalangan khususnya di Indonesia.

Menurut survey yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2014 menjelaskan bahwa suicide merupakan silent killer terbesar di Indonesia.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan pada usia 15 tahun mencapai 14 juta orang.

Angka ini setara dengan 6 persen jumlah penduduk Indonesia. Sementara itu, prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia mencapai 400 ribu.

Tingginya angka penderita gangguan jiwa pun berjalan beriringan dengan sejumlah kasus bunuh diri di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat setidaknya ada 812 kasus bunuh diri atau suicide di seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2015.

Sangat di pastikan, gangguan mental yang terjadi di Indonesia sudah tidak bisa di minimalisir, apalagi dengan teknologi yang semakin maju, remaja-remaja yang memiliki kecenderungan mental illness berawal dari dunia media sosial yang sulit di lepaskan.

Semakin terjatuh dalam dunia maya, maka mindset antara ekspektasi dan realita sudah tidak lagi terlihat berbeda. If you not follow the trend, you’re nerd.

Seperti kasus bullying melalui media sosial yang memungkinkan korban maupun pelaku memiliki gejala mental illness.

Sangat di sayangkan betapa mirisnya remaja-remaja yang seharusnya memiliki lingkaran pertemanan yang baik dan menyenangkan harus berakhir tragis.

Seperti penganiayaan, menderita depresi, anoreksia, anxiety, bipolar, skizofrenia hingga yang tidak dapat terbayangkan adalah percobaan bunuh diri atau suicide.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan