RANCAEKEK – Pasca bencana banjir, Desa Nanjung Mekar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung lakukan antisipasi.
Diketahui, Desa Nanjung Mekar sebelumnya sempat dilanda luapan air dari sungai Citarik hingga sedikitnya menggenangi RW07 dan RW10.
Sekretaris Desa (Sekdes) Nanjung Mekar Meti Setiawati mengaku, wilayah tersebut sudah lama selalu dilanda banjir terutama jika hujan deras.
“Sebelum ada pengerukan (sungai) di Desa Nanjung Mekar banjirnya bisa lebih dalam,” kata Meti kepada Jabar Ekspres di ruang kerjanya, Rabu (16/3).
Wilayah Desa Nanjung Mekar kerap dihantui banjir bukan karena sumbatan drainase melainkan luapan air kiriman dari dataran atas.
“Kalau misalkan di hulu sungai Citarik hujan besar dan lama, itu kiriman airnya ke kita bisa lumayan besar,” ujar Meti
“Makanya kalau pas kebetulan di atas hujan kemudian di desa juga hujan, banjir udah gak bisa dihindari,” tambahnya.
Menurutnya, sejak sungai Citarik di area Desa dilakukan pengerukan, debit air lumayan berkurang.
“Dulu sebelum dikeruk setiap banjir bisa 2 sampai 3 RW luas banjirnya, RW07, RW10 sama RW12,” ucapnya.
“Itu juga kedalaman banjirnya bisa lebih dari kemarin, luapan air (sungai Citarik) itu banjir lebih dalam,” tambah Meti.
Meti menuturkan, guna berikan rasa aman warga terhadap ancaman banjir, maka berbagai antisipasi dilakukan.
“Antisipasi jangka pendek yang kita lakukan, mulai dari pantau debit air sungai sampai woro-woro ke warga ketika ada potensi banjir,” ucapnya.
“Karena banjir di kita airnya mengalir jadi kalau banjir jam 22.00 (WIB) sekitar jam 1.00 (WIB) udah surut lagi,” tambah Meti.
Dia memaparkan, apabila luapan air memasuki rumah warga, maka pihak desa lakukan evakuasi sementara.
Kita pusatkan di madrasah dengan kebutuhan logistiknya, makanannya kita jamin sampai banjir surut,” kata Meti.
“Atau warga dievakuasi ke rumah-rumah saudara mereka, tergantung kemauan warga. Kalau surut banjir juga kita turun bersihkan bersama-sama termasuk relawan bencana sering bantu,” tutupnya. (mg5/yan).