Banyak yang Belum Sadar Bahaya Kejahatan Siber

JAKARTA – Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menunjukkan masih banyak masyarakat yang mengunggah foto kartu identitas (38,9 persen) dan mencantumkan nomor ponsel pribadi (61 persen) di media sosial serta tidak bisa mengidentifikasi email berisi spam/virus (51,5 persen).

Kemenkominfo mengimbau hal ini patut diwaspadai mengingat serangan terhadap identitas adalah salah satu kejahatan siber yang kerap terjadi.

Pada tahun 2021 saja, Microsoft mendeteksi dan memblokir 35,7 miliar email berbahaya dan 25,6 miliar upaya pembajakan autentikasi akun secara global. Memberi edukasi di momentum Hari Perempuan Internasional atau International Woman’s Day belum lama ini, Microsoft akan memberikan para siswi SMK, SMA dan perguruan tinggi terkait pentingnya menjaga benteng siber mereka.

Lewat seminar edukasi kesiapan kerja daring bertajuk “Women in Cybersecurity” inisiatif yang menggandeng platform Prestasi Junior ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang penting dan inspiratif bagi talenta perempuan untuk memahami peluang pekerjaan bidang keamanan siber, merancang jalur pendidikan dan pengembangan diri menuju karier bidang keamanan siber di masa depan, serta mempelajari ragam kejahatan siber dan praktik terbaik berperilaku aman di dunia siber.

“Pemerintah melalui Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyambut baik upaya yang dilakukan Microsoft bersama Prestasi Junior Indonesia untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang inklusif di bidang keamanan siber,” ujar Mohamad Ikro, Direktur Kebijakan SDM Keamanan Siber dan Sandi BSSN.

Dia melanjutkan, para pelajar yang tergolong generasi Z ini merupakan kelompok masyarakat yang paling banyak terhubung dengan internet. Kondisi ini lantas membuat mereka memiliki risiko paling besar untuk terpapar kejahatan siber.

Oleh karena itu, partisipasi dalam kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mereka mengenai praktik aman beraktivitas di dunia siber serta memotivasi mereka untuk mengembangkan kompetensi dan berkarier di bidang keamanan siber.

“Hal ini nantinya dapat membantu meningkatkan inklusivitas dan keberagaman talenta dalam memperkuat sektor keamanan siber Indonesia di masa depan,” lanjut Ikro.

Sebagai informasi, The Future of Jobs Report 2020 dari World Economic Forum memasukkan information security analyst (salah satu pekerjaan di bidang keamanan siber) dalam daftar 10 pekerjaan yang diproyeksikan akan mengalami peningkatan permintaan dari dunia industri selama beberapa tahun ke depan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan