JAKARTA – Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin mengatakan pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat pimpinan TNI-Polri tahun 2022 beberapa waktu lalu merupakan hal yang wajar.
Presiden Jokowi mengingatkan seluruh jajaran TNI-Polri agar tidak disusupi penceramah radikal dalam kegiatan keagamaan.
“Sebagai seorang Kepala Negara, sebagai orang tua, sebagai pemimpin, pesan ini harus bisa sampai di dusun sana, langsung dari mulut Presiden. Pesan itu bisa sekejap sampai ke seluruh dunia,” kata Ngabalin, Minggu (6/3).
“Harus tahu bahwa UUD 1945 itu menjelaskan bahwa Presiden memiliki kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Laut, dan Udara. Tentara itu bukan hanya di depan para pimpinan TNI, tapi tentara itu sampai di kampung-kampung, sampai di dusun-dusun,” tambahnya.
Dia menegaskan, Jokowi berhak memantau pembicaraan TNI-Polri. Tindakan ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Ngabalin menyesalkan, pihak-pihak yang mempermasalahkan pihak-pihak yang mengkritisi pernyataan Jokowi menegur prajurit TNI-Polri terkait isi obrolan di WA grup.
“Kalau mereka menuduh kok Presiden ngintip-ngintip, ini karena mereka tidak punya pengetahuan tentang ilmu dan knowledge-nya rendah,” ujar Ngabalin.
Menurutnya, Jokowi memang tidak langsung memantau grup tersebut. Pemantauan dilakukan oleh pembantu Presiden, dengan memberikan laporan langsung.
“Presiden itu kan Kepala Negara, ada BIN usernya adalah Presiden, tentara ada BAIS, polisi ada Intelkam,” ucap Ngabalin.
Oleh karena itu, Anggota TNI-Polri diminta tidak sembarangan menggunakan grup WhatsApp (WA) untuk menyebarkan sikap perlawanan dengan pemerintah. Tindakan itu bisa menghancurkan negara.
“Jadi, narasi ini tidak boleh dipakai oleh orang-orang yang katanya punya pengetahuan tapi sesungguhnya tidak punya pengetahuan dan merusak dialog orang di luar publik,” tegas Ngabalin.
Sebelumya saat memberikan pengarahan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa (1/3), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh jajaran TNI-Polri agar tidak disusupi penceramah radikal dalam kegiatan keagamaan.
Jokowi juga meminta agar TNI dan Polri termasuk istri-istrinya harus disiplin termasuk dalam WhatsApp grup (WAG) di kalangan internal. Jokowi mengaku percakapan yang menyimpang dari disiplin TNI-Polri di WAG itu dibacanya.