Ridwan Kamil Kenalkan Kopi Asli Jabar dengan Membuat Jambarano Coffee di Luar Negeri

GARUT – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil  berencana akan membuat kafe di Luar negeri dengan naman Jambarano untuk memperkenalkan kopi asli Jawa Barat.

Ke depan tidak hanya produk mendtahan kopi yang di ekspor, akan tetapi Ridwan Kamil  menginginkan agar kopi Jabar bisa mendunia lewat keberadaan kafe-kafe itu.

Menurutnya, saat ini keberadaan Kopi dari Cikajang Garut, saat ini bisa dinikmati di negeri Belanda. Sebab, Kopi asli Cikajang itu sudah di ekspor ke Belanda.

‘’Nilai Ekspor Kopi Cikajang ke Belanda sebesar Rp 4 Miliar,’’sebut Ridwan Kamil dalam keterangan, Kamis, (3/3)

Kang Emil sapaan akrab—Gubenur Jawa Barat—mengatakan,  ekspor ini merupakan sebagai salah satu cara menaklukkan dunia lewat komoditas kopi asli dari Jawa Barat.

“Jadi kita harus menaklukkan dunia dengan kopi-kopi kita, baik ekspor mentah, maupun lahir kafe-kafe seperti Starbuck milik Jabar di seluruh dunia.,’’katanya.

Ridwa Kamil mengataan, pihaknya  saat ini tengah menjajaki kerjasama untuk mendirikan kafe-kafe di luar negeri khususnya negera-negara di Eropa.

‘’Ini sedang persiapan di Belanda dan Swiss. Jadi suatu hari saya yakin ini akan segera terwujud,” katanya.

Ridwan Kamil menyebutkan, sejauh ini untuk ekspor KopiJawa Barat sudah di ekspor ke berbagai negara.

Beberapa negara sudah menikmati kopi asal Jabar seperti  Rusia, Singapura, Belanda, Jerman, Inggris, Taiwan, Australia, dan Arab Saudi.

Ke depan Jabar akan terus mencari pasar ekspor kopi yang baru ke negara-negara lain. Khususnya wilayah eropa timur yang terkenal dengan cuaca dinginnya.

Selain itu, Jawa Barat juga sedang mempersiapkan membuka kedai kopi yang dinamakan Jabarano Coffee di beberapa negara.

Jabarano Coffee sendiri sudah dibuka di Melbourne, Australia, dan akan dilanjutkan di beberapa negara lainnya.

Di sisi lain, penjualan kopi ke beberapa negara juga semakin mudah dengan adanya teknologi digital.

Ini sejalan dengan Program Petani Milenial yang ingin membuktikan warga yang tinggal di desa pun bisa memiliki penghasilan seperti di kota.

“Senikmat-nikmatnya hidup itu tinggal di desa rezeki Jakarta, bisnis ke Amerika. Dulu tidak mungkin, tapi sekarang mungkin karena ada teknologi yang memudahkan,” ujar Kang Emil.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan