Jika Usulan Gus Muhaimin Terwujud Ini Dampaknya

JAKARTA – Perdebatan soal usulan Ketua Umum PKB Gus Muhaimin agar jadwal pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang ditunda hingga kini terus bergulir.

Bukan hanya para petinggi partai politik yang bereaksi, sejumlah pakar tata negara hingga ahli politik ikut bersuara menyikapi usulan Gus Muhaimin.

Polemik ini pun terus meluas setelah beberapa tokoh di tanah air ada yang justu memberikan dukungan untuk usulan penundaan Pemilu 2024 tersebut.

Peneliti Utama Pusat Riset Politik dari BRIN Prof R Siti Zuhro turut memberikan analisinya soal usulan dari Ketua Umum PKB yang membuat geger itu.

Lebih jauh, Prof R Siti Zuhro meminta kalangan partai politik, unsur DPR RI, DPD RI, MPR RI, dan berhenti menyampaikan isu-isu yang bisa menuai masalah.

“Berhenti wacanakan topik yang ujungnya menciptakan kontroversi serta upaya untuk melanggengkan kekuasaan semata,” kata Peneliti Utama Pusat Riset Politik dari BRIN itu dilansir dari Fin.co.id

Menurut Prof R Siti Zuhro, sejarah politik di Indonesia telah menunjukkan bahwa wacana-wacana kontroversial kalau dipaksakan dapat menimbulkan kerusuhan.

Untuk itu, Peneliti Utama Pusat Riset Politik BRIN itu, mengajak seluruh pihak terutama para elite politik, untuk mengingat kembali amanat reformasi selepas tumbangnya rezim Orde Baru pada tahun 1998.

Prof R Siti Zuhro juga menjelaskan pembatasan masa jabatan dan pemilu yang digelar sesuai dengan jadwal merupakan upaya untuk memenuhi amanat dan tujuan reformasi.

Tujuannya, kata dia, tiada lain demi menciptakan sebuah kepastian pada pergantian kepemimpinan di Indonesia.

“Pembatasan masa jabatan presiden 2 periode sebagaimana diatur dalam konstitusi adalah bagian dari menjaga Indonesia sebagai negara demokrasi,” tutur Prof R Siti Zuhro menerangkan.

Pakar politik BRIN itu mengingatkan para elite parpol bila kini ada banyak masalah yang lebih mendesak untuk dicari solusinya daripada memikirkan perpanjangan masa jabatan Presiden atau menunda Pemilu 2024.

“Jadi, tolong dipikirkan tiap statement (pernyataan dari) elite itu terhadap ketenangan, stabilitas politik, keamanan, dan harmoni di tengah masyarakat,” katanya.

“Perhatikan dampaknya, perhitungkan, betul-betul ditakar bagaimana dampaknya,” ucap Prof R Ziti Zuhro menambahkan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan