BEKASI – Pedagang daging sapi di sejumlah pasar di Kota Bekasi melakukan aksi mogok jualan selama lima hari karena merasa terdampak kenaikan harga daging sapi yang terus meroket beberapa hari terakhir.
Menurut salah satu anggota Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Kota Bekasi, Lukmana, mengatakan, aksi mogok berjualan tersebut sebagai bentuk protes para pedagang.
“Kita tetap mogok, ini yang dipermasalahkan daging lokal ya, jadi tetap mogok lima hari. Harga daging di Kota Bekasi saat ini sudah tembus di angka Rp140-150 ribu per kilogramnya,” ujarnya.
Lukmana menjelsakan, kenaikan harga daging yang tinggi tersebut sangat membebani para pedagang, karena keuntungan yang didapat jadi menipis.
Dia juga mengaku banyak pedagang yang mengalami penurunan omzet hingga sekitar 50 persen, dibanding sebelum ada kenaikan harga.
Kenaikan harga daging sapi seperti ini, diakui Lukmana bukan kali pertama terjadi. Sebab pada tahun sebelumnya juga mengalami kenaikan serupa.
Imbasnya pun juga para pedagang melakukan aksi mogok massal selama tiga hari. Di tahun ini pun kenaikan harga kembali terjadi.
“Ini karena kelangkaan sapi juga. Dari 2 tahun ini terus naik melonjak. Kayak tahun lalu kan kita juga mogok juga ya 3 hari. Makanya kita sekarang mogok lima hari sebagai bentuk protes,” jelasnya.
Tren kenaikan harga daging sendiri memang sudah dirasakan beberapa minggu lalu. Dimana normalnya harga daging sapi dari pemotong berkisar Rp.96 ribu perkilogramnya, namun saat ini naik menjadi Rp 108 ribu.
“Jadi kenaikan tinggi banget. Dari pemotong itu naik lagi ke pedagang. Kalo dari pedagang itu sekitar Rp 110-115 ribu, sekarang udah sampai Rp. 130 ribu ke pengecer itu,” ungkapnya.
Merespons hal tersebut, Kepala dinas perindustrian dan perdagangan (Kadisperindag) Kota Bekasi, Teddy Hafni Tresnady, mengatakan kenaikan tersebut dapat dipicu karena mendekati bulan Ramadan.
“Ya biasanya begitu. Kadang-kadang kalau kenaikan itu pertama itu mendekati hari raya, puasa. Nah itu melambat naik begitu. Pengalaman tahun sebelumnya begitu tinggi-tinggi, nah puncaknya pas mendekati,” kata Teddy.
Menurut Teddy, adanya harga daging kerap melonjak tinggi ketika mendekati bulan Ramadan, ia berharap agar pemerintah dapat mengontrol kenaikan tersebut.