Jabarekspres.com – Polusi merupakan salah satu masalah dunia hari ini yang mengkhawatirkan. Para ahli dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) menyebut bahwa bentuk pencemaran itu lebih banyak merenggut nyawa orang-orang daripada Covid-19, dilansir dari Reuters, Rabu (16/02/2022).
PBB melaporkan bahwa erosi dari dampak plastik, pestisida, dan sampah-sampah elektronik setidaknya telah menyebabkan 9 juta kematian prematur.
Dengan begitu, angka kematian akibat polusi itu lebih besar dibandingkan dengan angka kematian yang disebabkan pandemi Covid-19 di seluruh dunia, yang berdasarkan data terakhir sebanyak 5,88 juta orang.
Oleh karena itu, urgensi dari masalah polusi ini sama gentingnya dengan masalah yang disebabkan Covid-19. PBB berseru agar dunia melakukan aksi cepat dan ambisius untuk mengatasi masalah polusi ini.
Pasalnya, menurut Pelapor Khusus PBB, David Boyd, penangangan yang ada mengenai masalah polusi itu tidak serius.
“Saat ini manajemen risiko yang ditimbulkan oleh polusi dan zat kimia beracun jelas gagal, hingga mengakibatkan pelanggaran luas terhadap hak atas lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” simpulnya pada Reuters.
Sebelumnya, Dewan HAM PBB (U.N. Human Rights Council) memang sudah mendeklarasikan bahwa lingkungan yang bersih merupakan hak asasi manusia.
Mereka menyerukan untuk melarang penggunaan polyfluoroalkyl dan perfluoroalkyl, bahan-bahan kimia buatan tangan manusia yang banyak digunakan dalam produk rumah tangga seperti peralatan masak anti-lengket yang telah dikaitkan dengan penyebab kanker dan dijuluki “bahan kimia abadi” karena tidak mudah terurai.
Atas dasar itulah Kepala HAM PBB Michelle Bachelet mengatakan bahwa isu-isu lingkungan seperti ini merupakan tantangan global terbesar saat ini.
PBB pun akan mengagendakan konferensi lingkungan PBB yang akan digelar di Nairobi, Kenya, pada tanggal 28 Februari nanti, untuk menegosiasikan kembali isu polusi dan sampah-sampah kimia yang berbahaya bagi lingkungan.
Tidak hanya lebih mematikan daripada Covid-19, masalah polusi pun sebenarnya mematikan tiga kali lebih besar dibandingkan kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit berbahaya lainnya seperti malaria, tuberkulosis, dan AIDS, dilansir dari databoks.katadata.co.id, Minggu (07/06/2019).
Mengutip hasil data yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019, polusi, polusi udara khususnya, menyebabkan 7 juta kematian per tahun di seluruh dunia.