Kisah Adzan Terakhir Bilal Ibnu Rabah, Sebuah Panggung Untuk Menghasilkan Orang-orang Terhormat

Awalnya lelaki ini sangatlah hina. Ia adalah budak milik keluarga Bani Abduddar. Saat ayah mereka meninggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah ibn Khalaf, tentu tetap sebagai budak.

la bebas dari perbudakan karena dibebaskan oleh Abu Bakar. la pemuda hitam legam dari Afrika yang ditunjuk Nabi untuk menjadi muazin pertama di Masjid Nabawi.

Ketika Rasulullah meninggal, ia menangis tiada henti. Ketika waktu shalat tiba, Bilal menunaikan tugasnya.

“Allahu Akbar, Allahu Akbar…..”

Suara beningnya yang indah nan lantang terdengar di seantero Madinah. Penduduk Madinah menuju masjid.

Masih dalam kesedihan, ia sadar bahwa pria yang selama ini mengimami mereka tak akan pernah muncul lagi dari biliknya di sisi masjid.

“Asyhadu…. an la… ilaha illallah….

“Asyhadu…. an la… ilaha illallah…. ”

Suara bening itu kini bergetar. Jamaah yang sudah berkumpul di masjid melihat tangan pria legam itu bergetar.

“..Asy …hadu …an …na… M…Mu.. …mu .hammmad… ”

Suara bening itu tak lagi terdengar jelas Kini tak hanya tangan Bilal yang bergetar, seluruh tubuhnya gemetar tak beraturan, seakan-akan ia tak sanggup berdiri lagi dan bisa roboh kapan pun.

Matanya sembap. Air matanya mengalir deras, tidak terkontrol. Air matanya membasahi seluruh kelopak, pipi, dagu, hingga jenggotnya.

ia mencoba mengulang kalimat azannya yang terputus. Salah satu kalimat dari dua kalimat syahadat. Kalimat kesaksian bahwa Muhammad ibn Abdullah adalah Rasul Allah.

“Asy… ha du… annna …”

Kali ini ia tak bisa meneruskan lebih jauh. Tubuhnya mulai limbung. Sahabat yang tanggap menghampiri dan memeluknya, serta meneruskan azan yang terpotong.

Saat itu tak hanya Bilal yang menangis, seluruh jamaah yang berkumpul di Masjid Nabawi, bahkan yang tidak berada di masjid pun, ikut menangis.

Mereka merasakan kepedihan ditinggal Kekasih Allah untuk selama-lamanya. Semua menangis, tapi tidak seperti Bilal.

Tangis Bilal lebih deras dari semua penduduk Madinah. Tak ada yang tahu persis mengapa Bilal seperti itu, hanya Abu Bakar yang tahu. la pun membebaskan Bilal dari tugas mengumandangkan azan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan