Umat Islam Harus Terimakasih Pada Nabi Musa AS, Berkat Beliau Kita Hanya Wajib Sholat 5 Waktu Sehari

JABAR EKSPRES – Perintah sholat fardhu yang wajib dilakukan 5 waktu sehari, turun pada saat perjalanan Isra Mi’raj. Perintah tersebut ternyata tidak hanya berkat kemuliaan Nabi Muhammad, namun ada peran penting Nabi Musa didalamnya.

Nabi Musa merupakan salah satu sosok yang ditemui Nabi Muhammad dalam perjalanan istimewa tersebut, termasuk saat menerima wahyu perintah sholat fardhu 5 waktu dari Allah.

Nabi Musa menemani Nabi Muhammad dan memberikan banyak masukan untuk Nabi Muhammad. Salah satu yang paling penting dan sangat bermanfaat bagi Umat Islam adalah adanya keringanan jumlah sholat fardhu yang kini hanya wajib dilakukan selama 5 kali dalam sehari.

Baca juga : Selain Perintah Sholat, Ini 3 Wahyu Lain yang Diturunkan pada Nabi Muhammad Saat Perjalanan Isra Mi’raj

Sebelumnya, Allah memerintahkan Nabi Muhammad dan umatnya untuk melakukan sholat sebanyak 50 kali dalam sehari. Namun dengan pemikiran Nabi Musa, yang mempertimbangkan kemampuan umat Nabi Muhammad, maka beliau menyruuh Nabi Muhammad untuk meminta keringan kepada Allah untuk mengurangi jumlah sholat wajib tersbeut.

Nabi Muhammad kembali naik ke Arsy untuk menemui Allah dan meminta keringanan jumlah Sholat, dan kembali turun menemui Nabi Musa untuk menyampaikan wahyu Allah.

Namun Nabi Musa masih merasa bahwa jumlah yang diwajibkan Allah terlalu besar untuk Umat Nabi Muhammad, sehingga kembali Nabi Muhammad Naik menghadap Allah untuk kembali meminta pengurangan jumlah sholat dalam sehari.

Hal ini terjadi berulang kali, hingga akhirnya Nabi Musa merasa jumlah yang terakhir adalah yang paling tepat, yakni lima waktu sholat dalam sehari.

Baca juga : Ini 3 Sosok Mulia yang Ditemui Nabi Muhammad Saat Perjalanan Isra Mi’raj

Akhirnya Jumlah tersebut disepakati antara Nabi Muhammad dan Nabi Musa, hingga berlaku bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia dari abad ke abad hingga sekarang.

Peringatan Isra’ Mi’raj bertujuan untuk selalu mengingat usaha Nabi Muhammad itu, sekaligus menjadi momentum untuk selalu memperbaiki kualitas shalat dan menjaganya dengan sekuat tenaga.

Karena di samping menjadi rukun Islam yang kedua setelah syahadat, shalat itu juga merupakan puncak dari segala ibadah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan