TEMANGGUNG – Robohnya atap ruang kelas di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda di Desa Keblukan, Kaloran, Kabupatren Temanggung, Jawa Tengah, membuat siswa madrasah tersebut harus mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di rumah salah seorang warga.
Kepala MTs Nurul Huda Rosidatun mengatakan ada dua ruang kelas yang rusak, sehingga tidak bisa digunakan untuk proses belajar mengajar. Hal tersebut yang menjadi alasan pembelajaran dipindah ke rumah warga, yang kebetulan guru MTs Nurul Huda.
Siswa MTs Nurul Huda sebanyak 17 orang untuk sementara belajar di rumah Dimas Tri Wibowo yang bejarak sekitar 100 meter dari sekolah yang atapnya roboh pada Jumat (14/1).
Siswa belajar di kamar yang dijadikan ruang kelas. Mereka belajar menggunakan kursi kuliah yang merupakan hibah dari Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Temanggung.
“Pembelajaran dipindah di rumah warga agar siswa bisa lebih fokus, di sini lebih representatif dengan segala keterbatasan,” katanya.
Rosidatun menyampaikan PTM dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah paparan COVID-19.
Kepala Desa (Kades) Keblukan Cholik Wujianto mengatakan warga melaksanakan gotong-royong membersihkan sekolah dari puing-puing atap yang roboh.
Berdasar kesepakatan, katanya, warga akan membantu pembagunan MTs dengan swadaya.
“Pembelajaran di rumah warga ini dilakukan sampai pembangunan selesai,” katanya.
Seorang siswa Nuramalia mengemukakan meskipun belajar di rumah warga, dirinya tetap semangat untuk bersekolah.
“Tidak masalah belajar di sini, tetapi kami berharap sekolah segera dibangun sehingga bisa belajar dengan optimal,” katanya yang terlihat tetap semangan meski harus PTM di rumah warga.