NASIB Novak Djokovic dan soal kependudukan dirinya di negara Australia mesti ditunda dulu. Hal tersebut seusai Ketua Pengadilan Federal Australia menunda sidang pembacaan vonis sidang pencabutan visa Djokovic.
Hal demikian masih dipertimbangkan pihak Pengadilan Federal Australia, yakni menyoal putusan soal bintang tenis Novak Djokovic, yang belum vaksinasi Covid-19, apakah dapat tinggal di negara tersebut atau tidak.
Adapun, Djokovic sudah mengajukan banding atas kewenangan diskresi Menteri Imigrasi Alex Hawke untuk membatalkan visanya dengan alasan petenis nomor satu dunia itu mengancam ketertiban umum.
Dilansir dari Jawa Pos, juga karena kehadirannya akan mendorong sentimen anti-vaksin di tengah wabah virus korona yang memburuk di Australia.
“Kami berharap bisa mengidentifikasi keterangan berbagai pihak, nanti sore kami akan menyampaikan hasil putusan,” kata Ketua Hakim James Allsop dalam sidang saat menunda kasus setelah mendengar penjelasan dari pengacara pemerintah dan Djokovic, seperti dikutip Reuters, Minggu.
Putusan yang diambil oleh tiga hakim Pengadilan Federal tersebut akan menentukan nasib petenis Serbia itu setelah drama 10 hari yang membuatnya ditahan oleh otoritas imigrasi, lalu dibebaskan dan kemudian ditahan lagi menjelang turnamen yang akan dimulai Senin.
Djokovic dikawal ke kantor pengacaranya oleh petugas imigrasi untuk menghadiri sidang pengadilan virtual, Minggu pagi, setelah menghabiskan Sabtu malam di hotel detensi imigrasi.
Pengacara Djokovic, Nick Wood, mengungkapkan bagaimana petenis itu berkompetisi di Australia Terbuka dan turnamen besar lainnya di seluruh dunia tahun lalu tanpa memprovokasi protes atau kerusuhan.
“Jika ada dasar untuk berpikiran bahwa kehadiran dan partisipasi Tuan Djokovic di turnamen tenis, bagaimana dapat mengarah pada sentimen anti-vaksin ini?,” ujar Wood.
Tetapi Wood mengatakan kepada pengadilan bahwa tidak ada hal seperti itu yang diidentifikasi oleh menteri dalam keputusannya untuk membatalkan visa.
Wood mengatakan, sebaliknya, kemungkinan pemindahan paksa Djokovic dapat memacu gerakan anti-vaksin dan protes.
Pengacara pemerintah, Stephen Lloyd, mengatakan penentangan Djokovic terhadap vaksinasi dapat dilihat tidak hanya dalam pernyataan publiknya, tetapi juga karena dia belum divaksinasi COVID-19, bahkan setelah vaksin tersedia secara luas.