JAKARTA – Ekspor tanaman hias di Indonesia mengalami kenaikan signifikan 69,73 persen. Kenaikan tersebut karena aktivitas masyarakat dunia yang berangsur aktif memberikan dampak positif untuk ekspor tanaman hias Indonesia.
Kepala Divisi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Rini Satriani menyebutkan,kenaikan ekspor tanaman hias itu melejit dari periode Januari hingga September 2021. Naik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Nilai ekspor tanaman hias Indonesia tercatat Januari hingga September 2021 naik sebesar 69,73 persen year-on-year (yoy), mencapai nilai USD10,77 juta,” sebut Rini melalui keterangan resminya, Kamis (30/12).
“Kinerja tanaman hias Indonesia di tahun 2020 sempat mengalami penurunan. Namun aktivitas masyarakat dunia yang berangsur aktif memberikan dampak positif untuk ekspor tanaman hias Indonesia yang terpantau tumbuh 69,73 persen,” sambung Rini.
Sementara itu, peningkatan nilai tanaman hias pada periode Januari – September 2021 mampu dicatatkan oleh Jepang sebesar 31,72 persen yoy menjadi USD3,47 juta yang didorong oleh ekspor produk lumut mosse – lichen.
Lebih lanjut, Rini menjelaskan, tanaman ini diketahui memiliki kandungan nutrisi yang dapat mengobati bronkitis, asma, jantung, lambung, antivirus, antioksidan hingga anti kanker.
“Industri farmasi di Jepang yang memanfaatkan nutrisi dalam tumbuhan tersebut meningkatkan potensi ekspor bagi Indonesia,” jelasnya.
Ia pun menuturkan, pertumbuhan nilai tersebut turut diikuti oleh Singapura sebesar 97,37 persen yoy atau menjadi USD1,67 juta yang didorong oleh produk tanaman cangkok dan bunga potong.
“Peningkatan ini dikarenakan adanya permintaan masyarakat untuk karangan bunga dalam berbagai upacara perayaan dan tujuan dekoratif lainnya,” tuturnya.
Terakhir, ia menerangkan, secara historis impor bunga dunia memang memiliki kecenderungan tren meningkat pada bulan-bulan (menjelang) sejumlah perayaan penting dan keagamaan. Seperti hari kasih sayang, hari ibu, dan natal.
Berdasarkan data dari trademap.org, di tahun 2020, peningkatan impor produk tanaman hias tercatat paling tinggi di negara Belanda (naik USD134,76 juta), Inggris (naik USD65,68 juta), Italia (naik USD59,62 juta), Denmark (naik USD37,28 juta) dan Jerman (naik USD28,15 juta).(jpc)