Dalam sehari, terjadi penambahan 8.561 kasus covid-19 baru di Afrika Selatan. Dilansir dari BBC, Data tersebut adalah kasus yang terdaftar pada Kamis (2/12). Sementara sehari sebelumnya Rabu (1/12) ada 4300 kasus yang terdaftar. Hal ini berarti terjadi peningkatan dua kali lipat pasien baru covid-19 di Afrika selatan.
Terjadinya peningkatan kasus itu, dikarenakan varian omicron yang mendominasi kasus Covid-19 di seluruh wilayah di Afrika Selatan. World Health Organization (WHO) mencatat omicron telah menyebar ke 24 negara di seluruh dunia.
Dr Michelle Groome of South Africa’s National Institute for Communicable Diseases (NICD) mengakui, terdapat kenaikan jumlah kasus Covid-19 selama dua minggu terakhir. Bila sebelumnya kasus mingguan hanya sebanyak 300 kasus, minggu lalu terdapat 1.000 kasus yang terdaftar. Minggu terakhir, terdapat 3.500 kasus baru. Minggu lalu, hanya ada 1.275 kasus. Dan minggu ini sudah mencapai 8.561 kasus baru. ”Angka peningkatan kasus ini mengkhawatirkan,” tutur Groome pada The Guardian.
Berdasar data epidemiolog, varian omicron dapat menyerang imunitas. Namun berbagai jenis vaksin yang ada saat ini dinilai masih dapat melindungi imun dari kemungkinan terserang varian Covid-19 omicron.
”Sebanyak 74 persen dari genom virus telah dilakukan tes sequencing dari bulan lalu. Dari situ, kasus omicron dapat terdeteksi,” lanjut Groome.
Akibat peningkatan kasus yang terjadi cukup cepat ini, beberapa negara memilih untuk melakukan karantina 10 hari. Salah satunya adalah Korea Selatan yang memiliki 5.200 kasus pada Selasa (30/11). Total terdapat 92 persen warga Korea Selatan yang telah tervaksin, Korea Selatan tetap memilih untuk melakukan karantina sebagai pencegahan penuhnya rumah sakit.
Sementara itu, beberapa negara yang tergabung dalam Uni Eropa menyebut upaya pencegahan omicron dengan perang melawan waktu. Ursula von der Leyen, presiden Uni Eropa mengatakan vaksin untuk anak-anak usia 5–11 tahun dipercepat. (Jawapos)