Musim Hujan Sebabkan Peningkatan Penyakit DBD di Kabupaten Bandung

SOREANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi penyakit demam berdarah dengue (DBD) saat musim hujan.

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) fluktuatif, namun saat musim hujan, kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) harus diwaspadai, karena kerap kali mengalami peningkatan. Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Grace Mediana Purnami.

“Saat memasuki musim penghujan, maka populasi Aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan. Kondisi tersebut akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit DBD,” kata Grace saat di konfirmasi Jumat (12/11).

“Kelangsungan hidup nyamuk Aedes aegypti akan lebih lama bila tingkat kelembaban tinggi selama musim hujan, oleh karena itu, masyarakat harus lebih waspada pada musim hujan. Kemudian penyakit lainnya pun yang harus diwaspadai adalah diare,” tambahnya.

Dia juga menyatakan, jumlah kasus DBD di Kabupaten Bandung pada tahun 2021 tidak setinggi tahun sebelumnya. Namun, kata Grace, masyarakat tetap perlu waspada.

“Sebetulnya untuk lonjakan kasus dibandingkan awal tahun kemarin, kita membandingkan dengan tahun kemarin, tidak setinggi tahun kemarin, mungkin hanya 50 persennya,” ungkap Grace.

Sehingga, Grace meberharap, seluruh masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Bandung untuk membersihkan lingkungan. Pasalnay, kata dia, dengan menjaga kebersihan lingkungan maka bisa mencegah terjadinya perindukkan sarang nyamuk Aedes aegypti.

“Untuk menghadapi musim hujan, biasanya penyakit-penyakit yang ada adalah DBD dan diare, itu yang paling sering terjadi di wilayah Kabupaten Bandung. Maka masyarakat harus rajin mejaga lingkungannya,” ujarnya.

Menurut Grace, dengan membersihkan lingkungan, masyarakat dapat mengantisipasi agar tidak terjadi perindukan sarang nyamuk.

“Kemudian juga tidak menjadi genangan-genangan yang berdampak kepada penyakit diare yang disababkan banyaknya kotoran,” tandasnya. (yul)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan