DAYEUHKOLOT – Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan air Sungai Citarum meluap ke pemukiman warga di tiga kecamatan, Kabupaten Bandung dengan ketinggian mulai dari 20 cm hingga 150 cm. Hal tersebut dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara.
Akhmad mengatakan, banjir tersebut terjadi karena hujan terus menerus dan merata di Bandung Raya. Tiga kecamatan yang terendam banjir, yakni Desa Dayeuhkolot dan Citeureup Kecamatan Dayeuhkolot, Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah dan Cijagra Kecamatan Bojongsoang.
“Ketinggian banjirnya bervariasi, kalau kemarin sampai 1,5 sentimeter di daerah Bojongasih sama Ciputat Andir. Kalau wilayah Cijagra masih sekitaran 80 hingga 90 sentimeter. Ini awal musim hujan, karena diprediksi puncaknya hingga Februari 2022,” ungkapnya saat di wawancara, Rabu (3/11).
Untuk saat ini, kata Akhmad, wilayah Kabupaten Bandung berstatus siaga darurat bencana. Jika terjadi bencana yang cukup berat yang menyebabkan aktivitas warga menjadi lumpuh, maka statusnya akan dinaikkan menjadi tanggap darurat.
“Kita belum mengeluarkan dapur umum karena statusnya masih siaga darurat. Sementara seadanya dulu, ada makanan siap saji yang ada di BPBD dan Dinsos, mungkin kita koordinasikan untuk diluncurkan bantuan kepada warga,” katanya.
Bagi warga yang terdampak banjir, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah tempat pengungsian. Diantaranya untuk wilayah Bojong Asih sudah tersedia tempat pengungsian berupa bangunan dua lantai yang terletak di belakang Kantor Desa Dayeuhkolot dan Masjid As-Shofia, lalu untuk warga Desa Andir bisa mengungsi di posko BPBD Baleendah dan Gor Kelurahan Baleendah, serta tempat pengungsian di gudang tango untuk warga kecamatan Bojongsoang.
Selain banjir, ungkap Akhmad, di Kabupaten Bandung juga terjadi bencana longsor. Namun skalanya masih kecil sehingga untuk penanggulangannya bisa dilakukan secara manual oleh warga dan aparat pemerintahan setempat.
Di lokasi yang berbeda, Ketua RW 05 Kampung Bojongasih Desa Dayeuhkolot, Yayat Supriatna mengatakan meski terendam banjir, masyarakat tetap bertahan di rumah masing-masing. Katanya, masyarakat sudah terbiasa dengan bencana tahunan tersebut.
“Ini banjir tahunan jadi tidak ada kepanikan dari masyarakat, mereka semua bertahan kecuali kalau banjirnya besar baru mengungsi,” ujar Yayat.